3 Kebodohan Fatal yang Menghambat Masa Depan Gen Z
Raymond Chin -Instagram/Raymondchins-
Raymond Chin menyebut Gen Z sebagai generasi paling naif karena mereka terlalu percaya pada apa yang dilihat di sosial media.
Banyak yang menganggap standar hidup ideal adalah punya kantor dengan meja pingpong, gaji tinggi sejak fresh graduate, atau kerja yang serba santai.
“Kalian lihat konten orang kerja di startup enak, terus mikir itu standar. Padahal itu semua dipoles buat marketing,” katanya.
Menurutnya, Gen Z cenderung menelan mentah-mentah narasi media sosial tanpa berpikir kritis terhadap motif di balik setiap unggahan. Mereka percaya pada gambaran palsu yang sebenarnya dibuat untuk menjual citra, bukan realitas kerja.
BACA JUGA:Profesi Zaman Dulu Jadi Pilihan Baru, Gen Z Mulai Tinggalkan Kerja Kantoran
BACA JUGA:Nenek Keren Jadi Inspirasi: Gaya Modis Lansia yang Bikin Gen Z Terkesan
3. Mental Instan
Poin ketiga adalah obsesi Gen Z terhadap hasil cepat. Banyak yang ingin kaya mendadak, sukses dalam waktu singkat, dan merasa frustasi ketika harus melalui proses panjang. Mereka malas berjuang dan lebih suka mencari jalan pintas.
"Lu kira perubahan besar terjadi dalam semalam? Nggak, Bro. Semua butuh proses dan perjuangan," ucapnya.
Ia membandingkan mentalitas Gen Z dengan orang tua mereka yang harus ke perpustakaan, baca buku manual, dan sabar dalam belajar.
Sementara Gen Z hanya butuh swipe di TikTok, tapi lupa bahwa konten cepat tidak berarti hasil juga cepat.
Menurut Raymond Chin, sikap baperan, naif, dan instan ini tidak hanya dimiliki oleh karyawan muda, tetapi juga mulai merambah ke para pendiri startup dan partner bisnis yang ia temui. Hal ini berpotensi menjadi penghambat besar bagi masa depan bangsa.
BACA JUGA:Gaya Hidup Sehat Gen Z di Tengah Gempuran Digital: Hindari Risiko Makanan Tinggi Gula dan Lemak
BACA JUGA:Pendaki Asal Swiss Terjatuh di Gunung Rinjani, Dievakuasi Menggunakan Helikopter
Namun ia menegaskan, harapan tetap ada. Gen Z adalah generasi penuh potensi. Ia melihat sisi positif seperti kecepatan belajar, keingintahuan tinggi, dan kreativitas yang luar biasa. Namun semua itu harus dikombinasikan dengan nilai-nilai lama seperti disiplin, ketahanan, dan etika kerja yang kuat.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
