A Business Proposal Versi Indonesia: Dari Boikot di Bioskop hingga Merajai Top 10 Netflix
Poster A Business Proposal -Ss instagram/ @abussinesproposal-
Gerakan boikot pun bermunculan secara masif di media sosial. Imbasnya, film ini hanya mampu menarik 6.000 hingga 16.000 penonton pada dua hari pertama penayangan.
2. Rating Anjlok dan Jumlah Tayang Dikurangi
Tak hanya sepi penonton, film ini juga menerima banyak penilaian negatif di berbagai situs ulasan film. Di IMDb, A Business Proposal versi Indonesia mendapat skor sangat rendah, hanya 1 sampai 2 dari 10.
Minimnya jumlah penonton membuat banyak jaringan bioskop memangkas jadwal tayang film tersebut.
Secara komersial, film ini bisa dibilang mengalami kegagalan telak di bioskop. Banyak pihak memperkirakan film ini akan segera turun layar lebih cepat dari jadwal.
3. Beralih ke Netflix, Langsung Meledak
Situasi berubah drastis ketika film ini tayang di Netflix Indonesia pada 12 Juni 2025. Hanya dalam waktu tiga hari, A Business Proposal versi Indonesia langsung menempati posisi pertama dalam daftar Top 10 Netflix Indonesia.
Film ini bahkan berhasil menyalip popularitas beberapa film lokal yang sebelumnya mendominasi, seperti Perayaan Mati Rasa dan Pulung Gantung.
Banyak pengguna Netflix yang akhirnya penasaran dan memutuskan menonton film ini secara streaming, meski sebelumnya ramai dihujat di media sosial.
BACA JUGA:10 Tips Jitu Mendapatkan Izin Kuliah ke Luar Daerah dari Orang Tua
BACA JUGA:Girl Group Papion Siap Debut Global! 3 Member dari Indonesia?
4. Efek Penasaran di Platform Streaming
Kasus ini menunjukkan bagaimana perbedaan karakteristik penonton bioskop dengan pengguna platform streaming.
Kontroversi yang sebelumnya justru memicu rasa ingin tahu di kalangan penonton Netflix.
Fenomena ini dikenal dengan istilah streamer curiosity effect, di mana kontroversi justru mendorong orang untuk menonton secara mandiri dan menilai sendiri.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
