Info Kesehatan Gen Z: Saat Dokter Kalah Populer dari TikTok
Ilustrasi terkejut -Beti GenRB-
INFORADAR.ID - Info kesehatan Gen Z makin hari makin jauh dari ruang praktik dokter.
Bukan lagi brosur kesehatan atau saran dari puskesmas yang jadi rujukan, tapi konten video pendek dari TikTok dan Instagram.
Fenomena ini membuat info kesehatan Gen Z jadi isu penting di tengah berkembangnya budaya digital yang serba instan.
Bahkan, survei terbaru menyebut hampir separuh anak muda usia 18 hingga 34 tahun lebih percaya dengan informasi yang mereka temukan di media sosial ketimbang nasihat dari tenaga medis. Nggak heran kalau kini info kesehatan Gen Z lebih banyak bersumber dari FYP daripada dari hasil konsultasi langsung.
Survei ini dilakukan oleh Edelman, lembaga komunikasi global, yang melibatkan responden dari 16 negara. Hasilnya cukup bikin khawatir: sekitar 45 persen anak muda lebih mempercayai konten kesehatan di internet daripada saran dari dokter.
Artinya, kepercayaan terhadap profesi medis terus terkikis, digeser oleh opini kreator konten yang belum tentu punya latar belakang di bidang kesehatan.
BACA JUGA:Job Fair hingga Syarat Belanja UMKM, Ini yang Baru dari Kota Serang Fair 2025
BACA JUGA:Harga Cabai Meroket di Banten, Minyak dan Ikan Bandeng Justru Turun Drastis
Influencer Jadi Panutan Kesehatan?
Menurut Dr. Charles Carlsen, seorang dokter yang kini juga menjabat CTO di DRSONO Medical, gejala ini sudah mulai terlihat di lapangan.
Ia mengaku kerap menemui pasien muda yang lebih dulu bertanya pada TikTok ketimbang menghubungi dokter saat mengalami gejala tertentu.
Tidak hanya itu, sepertiga Gen Z dalam survei tersebut mengaku pernah mengikuti saran dari influencer yang sama sekali tidak memiliki pelatihan medis. Mereka juga dua kali lebih mudah percaya pada orang tanpa latar belakang kedokteran dibanding generasi yang lebih tua.
Diagnosis Cepat, Tapi Salah Arah
Kesehatan mental menjadi salah satu topik yang paling sering disalahpahami. Banyak remaja yang merasa memiliki ADHD atau gangguan spektrum autisme hanya karena merasa cocok dengan gejala yang dijelaskan di konten media sosial.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
