Ia menekankan bahwa lokasi-lokasi itu sudah tidak lagi menjadi rahasia dan justru meningkatkan risiko pencurian saat rumah ditinggalkan.
BACA JUGA:Nataru 2026, Pemkab Serang Perketat Pengawasan Lewat 11 Pos Pengamanan
BACA JUGA:Kerja Sama Pemkot Serang dan Teach First Indonesia, Strategi Baru Perbaiki Mutu Pendidikan
3. Matikan dan Lepaskan Alat-Alat yang Berpotensi Menyebabkan Bahaya
Perangkat elektronik yang tetap terhubung bisa menjadi sumber risiko kebakaran ketika rumah ditinggalkan.
Sebagaimana dilaporkan oleh National Fire Protection Association (NFPA), lebih dari 30% kebakaran rumah disebabkan oleh barang-barang listrik yang dibiarkan dalam keadaan menyala tanpa pengawasan.
NFPA menekankan pentingnya mencabut alat seperti setrika, oven listrik, dan penanak nasi untuk mencegah terjadinya korsleting.
Selain itu, NFPA juga menyarankan agar pemilik rumah melakukan pemeriksaan menyeluruh beberapa jam sebelum berangkat untuk memastikan tidak ada alat yang tertinggal dalam keadaan menyala.
4. Lindungi Barang Berharga
Barang-barang berharga seperti perhiasan, dokumen penting, dan laptop harus disimpan dengan aman untuk mencegah niat buruk.
Menurut laporan U. S. News and World Report, menggunakan brankas tahan api dengan kunci mekanik sebagai pilihan teraman saat rumah ditinggalkan dalam waktu lama.
BACA JUGA:4 Tips Finansial untuk Liburan Akhir Tahun 2025, Biar Budget Tetap Aman
BACA JUGA:Penyebab Gangguan Jaringan di Aceh, Penjelasan Lengkap Menkomdigi
Roman menjelaskan bahwa brankas berkualitas dapat melindungi barang dari bencana seperti kebakaran. Sebaiknya, barang berharga tidak disimpan di tempat yang mudah diakses seperti laci di kamar tidur.
5. Tunda Pembagian Informasi Liburan Secara Langsung
Membagikan lokasi liburan secara langsung bisa sangat berisiko. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Journal of Crime and Justice, peneliti Joseph Schafer menemukan bahwa pelaku kejahatan modern semakin sering memanfaatkan media sosial untuk memantau rumah yang sedang kosong.