132 Ribu KK di Lebak Belum Punya Rumah, Pemerintah Diminta Bertindak

Minggu 12-10-2025,09:35 WIB
Reporter : Babay Kholifah
Editor : Haidaroh

INFORADAR.ID- Masih menjadi tantangan di Kabupaten Lebak adalah masalah backlog perumahan. 

Menurut informasi terbaru dari Dinas Perumahan Rakyat (DPRKPP), ada 132.000 rumah tangga (KK) masih kekurangan tempat tinggal.

Jumlah rumah yang dapat diakses belum cukup untuk memenuhi kebutuhan kepala keluarga di Lebak yang terus meningkat, sehingga menyebabkan keadaan ini. 

Saat ini, Lebak memiliki 498.000 KK terhadap total hanya 366.000 unit tempat tinggal. Dengan kata lain, 132.000 KK masih tinggal di tempat tinggal sementara di rumah orang tua, saudara, atau sewaan dan belum menemukan tempat tinggal yang layak. 

BACA JUGA:Dewan Nilai Penyertaan Modal PDAM Kabupaten Serang Masih Terlalu Kecil

BACA JUGA:‎Bawa Semangat Literasi dan Dakwah, Saripul Jadi Duta Literasi UIN SMH Banten 2025 ‎

Ini menunjukkan masalah backlog perumahan Lebak masih cukup besar. Selain itu, DPRKPP mengatakan bahwa 24.000 unit rumah rusak berat atau tidak layak huni (RTLH), yang akan semakin membebani sektor perumahan. 

Sebagian besar tempat tinggal ini terletak di daerah pedesaan dan perkotaan yang membutuhkan perbaikan dan renovasi mendesak.

Kepala DPRKPP Lebak, Lingga Segara, mengatakan bahwa masalah backlog bersifat dinamis dan terus bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk. 

Ia juga menegaskan bahwa data awal berasal dari tahun 2016, tetapi setelah diperbarui, jumlah penduduk Lebak telah melampaui 1,5 juta jiwa, sehingga permintaan perumahan meningkat. 

BACA JUGA:Hasbi Jayabaya Tegaskan di Pelantikan KONI Lebak: Olahraga Adalah Pilar Pembangunan Daerah

BACA JUGA:Resep Pecak Bandeng Ala Rumahan Sajian Kuliner Banten

Lingga mengatakan bahwa jumlah rumah tangga otomatis bertambah seiring dengan jumlah penduduk, sehingga backlog data juga berubah, dan kebutuhan akan perumahan tumbuh cukup signifikan karena jumlah penduduk saat ini mencapai 1,5 juta jiwa dan 498 ribu KK.

Selain itu, ia juga mengatakan bahwa pemerintah sedang berupaya mengurangi backlog melalui beberapa program dukungan perumahan, termasuk renovasi rumah, pembangunan rumah subsidi, dan kerja sama dengan pengembang swasta, meskipun jumlahnya terlihat tinggi. 

Namun, ia menggarisbawahi bahwa data ini akan selalu berubah dan perlu diperbarui secara berkala. 

Kategori :