INFORADAR.ID - Aksi para sopir truk di Indonesia yang mengibarkan bendera One Piece menjelang Hari Kemerdekaan ke-80 ternyata menarik perhatian luas, bahkan sampai pada media asing.
Tentu saja aksi ini bukan hanya mencuri perhatian karena keunikannya, tetapi juga karena terdapat makna protes sosial yang terkandung di balik simbol dari anime Jepang tersebut.
Bendera One Piece dijadikan lambang perlawanan terhadap kebijakan yang dianggap memberatkan kehidupan sopir truk.
Aksi ini viral di media sosial dan memicu perdebatan soal ekspresi publik serta batas hukum dalam simbolisasi.
Tidak sedikit masyarakat yang bersimpati mengenai pengibaran bendera One Piece, sementara pejabat pemerintah pun mulai angkat bicara.
BACA JUGA:Acara Ikut Upacara 17 Agustus 2025 di Istana Negara? Ini Susunan dan Tata Cara Berpakaianya
BACA JUGA:Promo Tiket Whoosh Agustus 2025: Diskon Hingga 50%, Simak Cara Mendapatkannya
Media asal Malaysia dan China soroti fenomena bendera One Piece, apa kata mereka?
Media asal Malaysia, Malay Mail, melaporkan bagaimana bendera One Piece, yakni bendera bajak laut bergambar tengkorak dengan topi jerami khas kelompok Straw Hat Pirates dikibarkan para sopir truk sebagai bentuk ketidakpuasan menjelang HUT RI.
Para supir truk protes dengan kebijakan zero ODOL (Over Dimension Over Load) dari Kementerian Perhubungan yang dianggap mengancam penghasilan mereka.
Walau aturan itu telah ditunda hingga 2027, keresahan di lapangan tetap tinggi, karena mayoritas sopir dibayar berdasarkan berat muatan.
Penggunaan bendera One Piece mengenai pembahasan ini menjadi simbol perjuangan ekonomi, terutama di tengah tekanan sistem logistik dan regulasi yang tidak berpihak pada pekerja lapangan.
South China Morning Post (SCMP) dari China bahkan menyebut pengibaran bendera itu sebagai simbol “perlawanan terhadap ketidakadilan” di Indonesia.
BACA JUGA:Istana Menanggapi Fenomena Bendera One Piece Jelang 17 Agustus, Begini Sikap Presiden Prabowo
BACA JUGA:Beasiswa Cendekia BAZNAS 2025 Resmi Dibuka: Begini Cara Daftar dan Syaratnya