Semur daging biasanya disajikan dengan nasi putih atau ketupat, melengkapi hidangan Lebaran dengan rasa yang memanjakan lidah.
BACA JUGA:Ketupat Lebaran: Lebih dari Sekadar Hidangan, Sarat Makna Filosofis
BACA JUGA:Empat Sambal Khas Indonesia Masuk dalam 100 Saus Terbaik Dunia Versi TasteAtlas
5. Lontong Sayur
Lontong sayur biasanya disajikan sebagai sarapan pada pagi hari Lebaran. Terbuat dari lontong yang dipadukan dengan kuah sayur santan berisi labu siam, kacang panjang, tempe, dan tahu.
Hidangan ini dilengkapi dengan telur rebus, kerupuk, dan sambal sebagai pelengkap. Rasa gurih dan segar lontong sayur membuatnya menjadi menu pembuka yang sempurna sebelum menyantap hidangan berat.
6. Sambal Goreng Ati
Sambal goreng ati terbuat dari hati ayam atau sapi yang dimasak bersama kentang, cabai merah, bawang merah, bawang putih, dan santan. Rasa pedas gurihnya cocok sebagai pendamping ketupat atau nasi putih. Hidangan ini sering hadir dalam perayaan Lebaran karena cita rasanya yang khas dan mampu membangkitkan selera.
![](data:image/svg+xml;charset=utf-8,<svg height="360px" width="336px" xmlns="http://www.w3.org/2000/svg" version="1.1"/>)
7. Soto Ayam
Soto ayam adalah sup ayam dengan kuah bening atau kuning yang disajikan dengan bihun, tauge, daun bawang, dan bawang goreng. Hidangan ini biasanya disajikan dengan nasi atau lontong, serta tambahan telur rebus dan sambal. Soto ayam menjadi pilihan bagi mereka yang ingin menikmati hidangan berkuah hangat saat Lebaran.
8. Kue Kering
Tidak lengkap rasanya jika Lebaran tanpa kehadiran kue kering. Nastar, kastengel, kue putri salju, dan lidah kucing adalah beberapa jenis kue kering yang selalu hadir di toples-toples cantik di meja tamu. Kue kering menjadi simbol kebahagiaan dan bentuk kasih sayang yang diberikan kepada tamu yang datang bersilaturahmi.
Makanan khas Lebaran tidak hanya sekadar hidangan, tetapi juga sarana mempererat tali silaturahmi dan menjadi simbol kebersamaan serta rasa syukur. Setiap hidangan memiliki makna dan sejarah panjang yang membuat perayaan Idul Fitri semakin bermakna.
Di tengah modernisasi, tradisi menikmati hidangan Lebaran ini tetap lestari sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia yang perlu dijaga dan dilestarikan.