Ketupat Lebaran: Lebih dari Sekadar Hidangan, Sarat Makna Filosofis

Ketupat mentah-Pinterest/Rizki Haqqi-
INFFORADAR.ID - Ketupat menjadi salah satu sajian khas yang selalu hadir saat Lebaran.
Tidak hanya sebagai makanan pelengkap, ketupat juga mengandung nilai filosofi yang mendalam.
Dalam budaya Jawa, ketupat tidak sekadar hidangan, tetapi juga melambangkan makna spiritual yang mencerminkan nilai-nilai Idulfitri.
Filosofi ketupat ini berkaitan dengan dua konsep utama, yaitu Ngaku Lepat dan Laku Papat.
Simak penjelasan berikut ini mengenai makna dari ketupat yang biasa menjadi hidangan Lebaran.
BACA JUGA:Manisan Kolang-Kaling Fanta: Camilan Manis Segar yang Mudah Dibuat
BACA JUGA:Onde-Onde Pelangi Mini: Camilan Lebaran Cantik dan Lezat
Ngaku Lepat: Kesadaran akan Kesalahan dan Saling Memaafkan
Menurut Dr. Fahruddin Faiz, dosen Aqidah Filsafat Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dalam budaya Jawa, Ngaku Lepat bermakna kesadaran untuk mengakui kesalahan.
Konsep ini menekankan bahwa Idulfitri adalah waktu yang tepat untuk melakukan refleksi diri, meminta maaf, serta memberikan maaf kepada orang lain.
Oleh sebab itu, tradisi saling bermaafan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perayaan Lebaran.
Setelah satu bulan menjalankan ibadah puasa dan mendekatkan diri kepada Allah, umat Islam juga diharapkan dapat memperbaiki hubungan dengan sesama.
Laku Papat: Empat Amalan dalam Idulfitri
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: