Hal ini dapat menyebabkan refleks menelan tidak bekerja dengan optimal, sehingga air atau minuman yang dikonsumsi bisa masuk ke saluran pernapasan dan memicu tersedak.
Untuk menghindari risiko ini, lebih baik minum dalam posisi duduk dengan tenang agar tubuh dapat menyesuaikan proses menelan dengan lebih baik.
3. Gangguan penyerapan nutrisi
Minum sambil berdiri dapat menghambat penyerapan nutrisi dalam tubuh. Saat berdiri, tubuh berada dalam kondisi tegang, dan air yang diminum mengalir dengan cepat tanpa melalui proses penyaringan yang optimal di lambung.
Akibatnya, sistem pencernaan tidak bekerja secara maksimal dalam menyerap nutrisi dari makanan dan minuman yang dikonsumsi.
Sebaliknya, jika kita minum sambil duduk, tubuh lebih rileks, memungkinkan proses pencernaan dan penyerapan nutrisi berlangsung dengan lebih efisien.
4. Mempengaruhi fungsi ginjal
BACA JUGA:Kulit Putih Berseri: Coba 5 Minuman Sehat Ini Setiap Hari
BACA JUGA:5 Minuman Ini Ternyata Bisa Jadi Penyebab Sakit Kepala, Salah Satunya Jus Buah
Dua orang sedang minum sambil berdiri --Freepik/@cerita
Minum sambil berdiri dapat mempengaruhi fungsi ginjal karena cairan yang masuk ke tubuh tidak disaring secara optimal. Ketika kita minum dalam posisi berdiri, air mengalir dengan cepat tanpa melewati proses filtrasi yang maksimal di ginjal.
Hal ini dapat meningkatkan risiko terbentuknya batu ginjal serta mengganggu keseimbangan cairan dalam tubuh. Selain itu, ginjal mungkin harus bekerja lebih keras untuk menyaring zat-zat sisa, yang dalam jangka panjang bisa memicu gangguan kesehatan pada organ ini.
Untuk menjaga kesehatan ginjal, sebaiknya biasakan minum dalam posisi duduk agar proses penyaringan berjalan lebih efektif.
5. Memicu respons saraf yang salah
Minum sambil berdiri dapat memicu respons saraf yang salah karena tubuh tidak dalam kondisi rileks saat menerima cairan. Ketika air masuk dengan cepat ke dalam tubuh, saraf di sekitar saluran pencernaan dapat mengalami gangguan dalam mengatur keseimbangan cairan dan suhu tubuh.
Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan pada sistem saraf otonom, yang berisiko menimbulkan efek seperti pusing, syok saraf ringan, atau bahkan ketegangan otot.