Ikrar yang dibacakan di Kongres Pemuda II, yang ditulis oleh Mohammad Yamin, tidak mencantumkan nama Sumpah Pemuda.
BACA JUGA:Meriahkan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober, Ini 5 Film tentang Perjuangan yang Cocok untuk Nobar
Istilah Sumpah Pemuda muncul setelah pembacaan ikrar tersebut, karena naskah yang ditulis Mohammad Yamin memang tidak memiliki judul.
Oleh karena itu, istilah Sumpah Pemuda diambil sebagai judul untuk ikrar yang dibacakan pada 28 Oktober 1928.
2. Kongres Pemuda II digelar di Gereja
Kongres Pemuda II, yang diikuti oleh berbagai organisasi pemuda seperti Jong Java, Jong Celebes, Jong Sumatera, dan Jong Manado, diselenggarakan di Gereja Khatolieke Jongenlingen Bond, yang terletak di Kompleks Katedral Jakarta.
Pemilihan gereja ini didasarkan pada kapasitasnya yang dapat menampung ratusan peserta serta memiliki aula yang luas dan banyak tempat duduk.
BACA JUGA:Meriahkan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober, Ini 5 Film tentang Perjuangan yang Cocok untuk Nobar
3. Dipersiapkan dua tahun sebelumnya
Siapa sangka bahwa Sumpah Pemuda telah dipersiapkan dua tahun sebelum dilaksanakannya Kongres Pemuda II.
Naskah ikrar Sumpah Pemuda dirumuskan saat Kongres Pemuda I pada 2 Mei 1926, yang berbunyi:
"Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah air Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia."
Dari ketiga poin tersebut, hanya poin ketiga yang menjadi perdebatan pada saat itu, terkait penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional yang tidak sepenuhnya disetujui.
BACA JUGA:Ini 5 Ide Kegiatan Memperingati Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober, Bangkitkan Semangat Kepemudaan
4. Lagu ‘Indonesia Raya’ diperdengarkan tanpa syair
Sejarah Sumpah Pemuda--Tangkap Layar Youtube/Mari Belajar Bersama