INFORADAR.ID - Setiap tahun, pada tanggal 10 Oktober, dunia memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia. Peringatan ini menjadi momen penting untuk meningkatkan kesadaran global tentang isu-isu kesehatan mental dan mengadvokasi dukungan yang lebih baik bagi mereka yang menghadapi tantangan kesehatan mental.
Hari Kesehatan Mental Sedunia pertama kali diperingati pada tahun 1992 atas inisiatif World Federation for Mental Health (WFMH), sebuah organisasi global yang berfokus pada advokasi kesehatan mental. Richard Hunter, wakil sekretaris jenderal WFMH saat itu, mengusulkan peringatan tahunan ini untuk mempromosikan kesehatan mental dan mengedukasi masyarakat tentang isu-isu terkait.
Sejak awal, peringatan ini memiliki tema tahunan yang berbeda-beda, mencerminkan berbagai aspek kesehatan mental yang perlu mendapat perhatian. Beberapa tema yang pernah diangkat termasuk "Kesehatan Mental di Tempat Kerja" (2017), "Kesehatan Mental untuk Semua" (2020), dan "Menjadikan Kesehatan Mental & Kesejahteraan untuk Semua Prioritas Global" (2022).
BACA JUGA:Tips Meningkatkan Prestasi Akademik di Perkuliahan Untuk MABA Ala Rian
BACA JUGA:Ini 3 Gejala Gangguan Mental Shopaholic, Ciwi-ciwi yang Kecanduan Belanja Harus Tau Nih
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga berperan penting dalam mempromosikan Hari Kesehatan Mental Sedunia, sering berkolaborasi dengan World Federation of Mental Health WFMH dan organisasi lainnya untuk mengorganisir kampanye dan acara global.
Selama lebih dari tiga dekade, Hari Kesehatan Mental Sedunia telah berkontribusi signifikan dalam meningkatkan kesadaran publik tentang isu kesehatan mental, mengurangi stigma terkait gangguan mental, mendorong investasi dalam layanan kesehatan mental, memfasilitasi dialog global tentang kebijakan kesehatan mental
Peringatan global ini juga mendapat tanggapan dari sejumlah mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten.
Ausy Alaya Ilmi, mahasiswa KPI mengatakan bahwa peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia ini sangat penting karena mengingatkan kita bahwa kesehatan mental adalah isu universal.
"Sebagai mahasiswa, tekanan akademis yang kita hadapi bukanlah pengalaman sebagian orang saja, melainkan bagian dari tantangan global yang perlu kita atasi bersama." ujarnya
BACA JUGA:3 Cara Ampuh Membuka HP yang Lupa Kata Sandi Tanpa Reset Data
BACA JUGA:4 Tanda Kamu Bermental Lemah, Gangguan Tidur Salah Satunya?
Friska bella Novianti, mahasiswi KPI, juga menyoroti relevansi peringatan ini dalam konteks Islam,bahwa Kesehatan mental sangat penting di Ajaran Islam.
"Karna kan kesehatan mental itu berpengaruh pada solat kita dan keseharian kita." ujarnya
Meskipun kesadaran global tentang kesehatan mental terus meningkat, tantangan tetap ada. Menurut Aliza ,Di lingkungannya, masih ada stigma seputar masalah kesehatan mental.