Ia mengumpulkan ulama dan ahli ilmu dari berbagai bidang karena banyak pemuda yang mulai melupakan Nabi Muhammad SAW.
Tujuannya adalah untuk menjelaskan kembali keutamaan Nabi, sosoknya, kemuliaannya, dan hal-hal penting lainnya.
Pada masa itu, ketika orang-orang dikumpulkan, banyak yang membuat tulisan dan syair tentang Nabi Muhammad SAW. Salah satunya yang kita kenal sekarang adalah Barzanji.
Barzanji berisi doa-doa, sholawat, serta penjelasan tentang kehidupan dan perjuangan Nabi Muhammad SAW.
Dari syair-syair dan tulisan-tulisan yang dibuat pada masa itu, banyak yang kemudian menjadi pusat ilmu.
Salah satunya adalah Alfiyah, yang dikenal dalam hadits dan Al-Qur'an dan digunakan di banyak pesantren.
BACA JUGA:Tips Diet Ala Prilly Latuconsina Berhasil Turun 12 KG, Ternyata Terapkan Program Ini
BACA JUGA:Menjadi Makanan Khas Banten, Ikan Bandeng Miliki Banyak Manfaat untuk Kesehatan
3. Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW diperkenalkan kembali oleh Shalahuddin Al-Ayyubi, seorang panglima Islam yang dikenal dalam sejarah karena membebaskan Palestina.
Ia menghidupkan kembali perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW karena melihat bahwa keimanan masyarakat dan tentara-tentara di bawah kepemimpinannya mulai melemah.
Dengan perayaan ini, ia ingin mengingatkan mereka tentang Nabi Muhammad SAW.
Menurut penjelasan Ustadz Adi Hidayat tersebut, perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah momen yang tepat untuk memperbaiki diri dan meningkatkan keimanan.
BACA JUGA:Bukan Sekedar Bumbu, Ini 6 Manfaat Bawang Putih untuk Kesehatan
BACA JUGA:Pejuang ASN Merapat, Ini Dokumen Pendaftaran CPNS 2024 yang Wajib Gunakan E-Meterai
Ini juga salah satu saat yang baik untuk menjadikan Nabi Muhammad sebagai teladan dalam kehidupan kita.
Itulah penjelasan Ustazd Adi Hidayat terkait bagaimana asal mula peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, semoga bermanfaat.