Faktanya, hari ini bisa dilihat dari beberapa bangunan purbakala dengan segala arsitekturnya seperti Masjid Agung Banten, Jembatan Speelwijk, jembatan gantung, Benteng Surosowan, kanal, Danau Tasikardi, Pengindelan air bersih, dermaga pelabuhan, tembok kota, istana, balai pertemuan, dan sebagainya.
Peninggalan-peninggalan purbakala ini menunjukkan bagaimana keilmuan berkembang. Industri kreatif dipadukan dengan kekayaan sumber daya alam untuk membangun desa berbasis keunggulan lokal.
Nama-nama desa disesuaikan dengan keunggulan lokal seperti Desa Kemaranggen (pandai keris), Desa Kepandean (pusat kerajinan logam), Desa Kamasan (pandai emas dan perhiasan), dan sebagainya.
BACA JUGA:Tips Parenting Esensial untuk Anak Perempuan: Berikan Mereka 3 Persiapan Ini
2. Syekh Nawawi Al-Bantani
Syekh Nawawi Al-Bantani adalah ulama besar pada abad ke19 sebagai seorang ulama yang kharismatik dan berpengetahuan luas.
Kemasyuran dan Keilmuannya diakui oleh dunia internasional dengan judul-judul buku karangannya. Beliau menjadi ulama dan guru besar Masjidil Haram dengan hasil karangan yang berbakat dan produktif.
Buku-bukunya meliputi bidang ilmu tauhid, fikih, Akhlak, ilmu bahasa dan kesusastraan Arab, hadist, dan tafsir. Selain sebagai ulama, pemikir, pendidik, beliau juga sebagai seorang pembaharu.
Beliau mengembangkan dakwahnya melalui karya tulis berupa buku dan menjadi rujukan untuk para peneliti lain di dunia.
Di antara karya-karya buku beliau adalah sebagai berikut:
A. Bidang Tauhid/Ilmu Kalam
1. Fathu al-Majid, Syarah Al-Darr Al-Farid Fi Al-Tauhid, li AlSyekh Ahmad Nawawi (1292 H)
2. Kasifah Al-Saja, Syarah Safina Al-Najah, li Al-Syekh Salim Bin Samir Al-Hadlrami (1292 H)
3. Tijan Al-Darari, Syarah Al-Alim Al-Alamah, Syekh Ibrahim Al-Bajuri Fi Al-Tauhid (1301 H)
4. Al-Nahjad Al-Jadilah (1303 H)