INFORADAR.ID - Duka mendalam masih menyelimuti dunia sastra pasca kepergian sastrawan legendaris Indonesia, Philipus Joko Pinurbo pada hari Sabtu, 27 April 2024 pukul 06:03 WIB akibat sakit paru-paru yang ia derita.
Seniman sekaligus penggiat sastra itu mengembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta pada usianya yang ke-61 tahun.
Usai kepergian Joko Pinurbo banyak sastrawan dan seniman Indonesia yang merasa kehilangan sosok penyair senior yang sangat menginspirasi tersebut. Bukan hanya menginspirasi.
Namun, Joko Pinurbo dikenal sebagai seniman yang rendah hati dan ramah. Salah satu penulis asal Banten, Ade Ubaidil turut menyampaikan kesannya mengenai Jokpin.
Penulis buku berjudul Yuni ini mengatakan bahwa Joko Pinurbo merupakan seorang seniman yang rendah hati. Pada sebuah acara Ade berkesempatan bertemu dengan Jokpin, beliau selalu menerima siapapun yang ingin mengajaknya berbincang atau sekedar bertukar pikiran tanpa memberikan batasan apapun.
“Dia sama sekali tidak memberi jarak dengan pembacanya,” jelas Ade ketika diwawancarai melalui WhatsApp Senin 29 April 2024.
Tidak hanya memberikan kesan melalui sikapnya, Joko Pinurbo juga telah memberikan kesan di hati para penggemar sastra. Karya-karya yang diciptakan Jokpin mampu memberikan kesan jenaka dalam setiap bait yang ia tuliskan.
“Bagi saya karya beliau jenaka, tetapi memiliki kedalaman makna dari kata-kata sederhana yang ditulisnya,” Ujar Ade.
Tidak hanya bercengkrama dengan karyanya saja, Ade pun pernah berbincang langsung dengan Joko Pinurbo pada sebuah Acara Ubud Writers and Reader Festival pada tahun 2017 di Bali.
“Itu awal pertemuan saya. Kami berkenalan, beliau menawarkan rokok kepada saya, tetapi saya tolak baik-baik. Kami berbincang sebentar sebelum kemudian makan bersama dengan tamu undangan lainnya,” jelas Ade ketika diwawancarai.
Ade juga mengatakan bahwa ada dua buah puisi karya Joko Pinurbo yang benar-benar berkesan baginya yaitu puisi berjudul “Kamus Kecil” dan “Cita-Cita”. Menurut Ade puisi tersebut sangat berkesan karena Ade sangat mengagumi bagaimana ketelatenan Joko Pinurbo dalam memilih diksi yang membuat puisinya begitu jenius.
Dalam puisi Cita-Cita yang ia baca telah membuatnya jauh bertanya-tanya tentang dirinya sendiri dan apa sebetulnya yang menjadi cita-citanya selama ini.
Meskipun Joko Pinurbo telah tiada. Namun, karya-karyanya akan tetap hidup di hati para penggemar sastra tanah air. Ade Ubaidil turut menyampaikan pesan kepada seluruh penggiat sastra dan seniman Indonesia untuk tetap konsisten dalam berkarya untuk menjaga warisan sastra Indonesia.
“Teruslah konsisten dan jangan Lelah mencoba mengeksplorasi tema dan genre seperti Jokpin.” Tegasnya.