INFORADAR.ID – Inkontinensia kandung kemih atau inkontinensia usus mengacu pada masalah menahan air seni atau feses.
Anda mungkin mengalami urin atau feses yang tidak dapat Anda kendalikan. Menghadapi gejala-gejala ini dapat menimbulkan stres.
Namun, Anda tidak perlu merasa malu untuk berbicara dengan ahli medis jika Anda merasa mulai lebih parah dan tidak kunjung sembuh.
Tenaga kesehatan profesional sudah terbiasa menangani masalah ini dan dapat membantu Anda mengatasi permasalahan ini, sehingga bisa memberikan resep yang terbaik untuk Anda.
Masalah yang kerap kali terjadi ketika buang air kecil atau buang air besar ini biasa disebut dengan disfungsi kandung kemih atau usus.
Masalah kandung kemih dan usus biasanya disebabkan oleh disfungsi saraf atau otot, karena sistem ini mengontrol aliran urin dan pengeluaran kotoran.
Masalah kesehatan lain seperti efek samping obat, stres, gangguan neurologis, diabetes, hemoroid dan gangguan dasar panggul juga dapat menyebabkan disfungsi kandung kemih dan/atau usus.
Perawatan dan penanganan kondisi ini dapat berkisar dari perubahan pola makan dan olahraga hingga stimulasi listrik dan pembedahan, tergantung pada diagnosis masing-masing.
Ketika kandung kemih dan usus berfungsi secara normal, saraf memberi tahu otot-otot tertentu kapan harus tegang dan kapan harus rileks.
BACA JUGA:Bagian-bagian Tubuh yang Cepat Menua dan Harus Diberi Perhatian Khusus
Saraf di sumsum tulang belakang mengirimkan pesan dari otak ke kandung kemih. Otot sfingter mengontrol aliran urin.
Otot-otot rektum dan anus mengontrol dan mengeluarkan kotoran. Proses saraf dan otot ini memastikan bahwa urin dan feses dikeluarkan ketika ingin dikeluarkan.
Terdapat sejumlah kondisi yang dapat mempengaruhi saraf dan otot yang bisa mengendalikan kandung kemih dan usus.
Inkontinensia kandung kemih biasanya dapat disebabkan karena beberapa hal berikut:
• Kerusakan pada saraf otot sfingter.