INFORADAR.ID --- Departemen Perhubungan (Dephub) beberapa waktu lalu menggulirkan Gerakan Nasional Kembali ke Angkutan Umum (GNKAU). Banyak hal yang mendasari, sehingga masyarakat diminta kembali untuk menggunakan moda transportasi umum.
Antara lain jumlah kepemilikan pribadi kendaraan roda empat dan roda dua, sehingga berdampak berkurangnya masyarakat yang menggunakan transportasi umum.
Hal inilah yang menyebabkan terjadinya kemacetan dimana-mana. Bukan hanya di kota besar, tapi menyasar hingga sampai kota kecil.
Padahal sebelumnya kendaraan angkutan umum pernah melegenda di tanah air. Angkutan kereta api, bus kota, mini bus hingga oplet pernah merajai jalanan di semua ruas jalan kota besar di tanah air. Mau ke pasar, ke sekolah, ke tempat kerja, bertandang ke sanak saudara hingga mudik lebaran angkutan umum menjadi pilihannya. Maka tidak heran jika terminal-terminal bus dan angkutan kota termasuk wilayah yang padat lalu lintasnya.
Era penggunaan transportasi umum mulai bergeser ketika kepemilikan kendaraan roda empat dan kendaraan roda dua bertambah luar biasa setiap tahunnya. Demikian juga dengan jaringan jalan yang kian mulus serta bahar bakar minyak (BBM) yang terjangkau harganya karena kesejahteraan masyarakat yang terus meningkat, baik di perkotaan maupun di pedesaan.
Namun bertambahnya jumlah kendaraan pribadi yang melampaui batas telah menimbulkan banyak persoalan, khususnya di perkotaan. Kemacetan mulai muncul dimana-mana, terbatasnya lahan parkir kendaraan juga menimbulkan masalah tersendiri, polusi udara yang mencemari lingkungan kian mengkhawatirkan, demikian juga dengan tingkat kematian yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas juga meningkat pesat.
Untuk menaikkan minat masyarakat naik angkutan umum, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat menggelar Gerakan Nasional kembali Ke Angkutan Umum di beberapa kota.
Direktur Sarana Transportasi Jalan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdat) Danto Restyawan menjelaskan bahwa mengenai kehadiran angkutan umum, perlu adanya intervensi pemerintah untuk mengambil alih risiko penyediaan layanan angkutan umum yang memadai dan memenuhi standar pelayanan minimal, melalui program Subsidi Pembelian Layanan Angkutan Penumpang Umum Perkotaan Buy The Service (BTS).
“Kota-kota besar di Indonesia, bahkan di kota-kota dengan skala yang lebih kecil, permasalahan kemacetan lalu lintas telah mengemuka menjadi permasalahan sosial yang akut," katanya.
Katanya, pertumbuhan dan pertambahan penduduk yang cepat, meningkatnya urbanisasi, lambatnya perluasan sarana jalan, kualiatas layanan angkutan umum yang kurang memadai, serta bertambahnya penggunaan kendaraan pribadi dengan pertumbuhan yang sangat cepat tentu menimbulkan dampak baru bagi sebuah kota. "Bukan saja menimbulkan kemacetan, tetapi juga kesemrawutan lalu lintas, polusi, hingga meningkatnya angka kecelakaan. Untuk mengurangi dampak seperti di atas, maka perlu intervensi pemerintah,” kata Danto sebagaimana dikutip dari laman dephub.go.id, Sabtu, 7 Januari 2023.
Danto menjelaskan bahwa melalui kehadiran BTS yang diberikan, diharapkan dapat memberikan stimulus pengembangan angkutan penumpang umum perkotaan, meningkatkan minat penggunaan angkutan umum, dan menghadirkan kemudahan mobilitas Kawasan Perkotaan.
“Program ini juga didukung oleh teknologi telematika melalui penggunaan fleet management system, website, executive dashboard, serta aplikasi TEMAN BUS untuk memberikan kemudahan bagi regulator, operator dan pengguna. Melalui aplikasi TEMAN BUS, masyarakat bisa mendapatkan informasi secara real time rute, jadwal dan posisi bus. Selain itu juga telah digunakan sistem pembayaran digital berbasis chip dan QRIS,” jabarnya.
Untuk mensosialisasikan program BTS TEMAN BUS kepada masyarakat luas digunakan dengan 2 cara yakni melalui media sosial dan juga dapat dilakukan melalui pencanangan program Gerakan Nasional Kembali Ke Angkutan Umum (GNKAU).
Menurutnya, GNKAU yang dilaksanakan untuk berbagai komunitas khususnya pecinta transportasi ini adalah sebagai bentuk mempromosikan sekaligus mengajak masyarakat umum melalui media sosial bahwa Teman Bus hadir untuk melayani angkutan umum. “Dengan GNKAU merupakan perwujudan langkah dalam memberikan layanan inklusif bagi seluruh kalangan,” pungkas Danto.