MADINAH, INFORADAR.ID - Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) yang menyertai kloter untuk tetap secara kerat mengawal kesehatan jemaah haji khususnya jemaah risiko tinggi (risti). Apalagi saat ini cuaca di Madinah cukup panas. Yaitu di kisaran 45 - 46 °c
"Saya titip jemaahnya, tolong terus diedukasi dan diingatkan. Yang kita lakukan di sini serta merta untuk keselamatan jemaah,” ujar Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan, dr. Budi Sylvana, MARS saat berdialog dengan TKH di Kantor Sektor 5 dan kantor sektor 3, kemarin.
Setidaknya hingga Senin, 25 Juli lalu sebanyak 14.707 jemaah dari 38 kloter gelombang dua sudah tiba di Madinah. Pergerakan jemaah gelombang kedua menuju Madinah dari Makkah sudah dimulai sejak Kamis (21/7) untuk melaksanakan ibadah Arbain sebelum akhirnya pulang ke tanah Air.
Dokter Budi kembali mengingatkan potensi cuaca panas di Madinah dengan kelembaban yang rendah, sangat berpotensi mempengaruhi kesehatan jemaah haji. Dimana suhu di Madinah bisa mencapai 45-46 derajat celcius dengan kelembaban hanya 7%. Diharapkan edukasi dan pengawalan yang ketat, dapat mengurangi permasalahan kesehatan jemaah.
dr. Budi menyadari beratnya tugas TKHI dalam mengawal jemaah haji di kloter, mengingat satu orang dokter dan satu orang perawat harus mengawal sekitar 350-400 jemaah haji mulai dari embarkasi, selama prosesi haji, hingga nanti kepulangan. Untuk itu pihaknya sangat mengapresiasi kerja keras para TKH dalam mengawal kesehatan jemaah haji.
“Itulah alasan kita ada di sini, mengawal jemaah kita untuk jemaah yang usia lanjut yang punya komorbid,” harap dr. Budi
Pihaknya berharap kerjasama yang baik antara TKHI dan Petugas Kesehatan Haji Indonesia (PPIH) Arab Saudi Bidang Kesehatan bisa terus berjalan dengan baik. Seperti yang sudah terjalin antara pelayanan kesehatan di kloter dan pelayanan kesehatan di sektor.
Ratu, TKHI dari kloter JKS mengaku sangat bersyukur dengan adanya koordinasi baik antara pelayanan di sektor dan kloter, sehingga jemaah yang membutuhkan tindakan emergency bisa langsung tertolong
“Terima kasih untuk Emergency Medical Team (EMT) untuk respon emergency (kegawatdaruratannya). Lewat komunikasi via WAG, kami banyak terbantu," kata Ratu.
Editor: M Widodo
Sumber: Laman FB Kemenkes RI