Dede dan pramugari senior lalu ngobrol di galley. Sambil berdiri, mereka memperbincangkan hasil penjualan makanan dan minuman yang ditawarkan kepada penumpang.
Di tengah obrolan, tiba-tiba seperti ada tabir yang muncul dari lantai pesawat ke atas. Sangat cepat. Sepersekian detik menutupi pandangan Dede dan pramugari senior yang berhadap-hadapan.
“Udah lah, kita kerja sesuai prosedur aja,” kata pramugari senior menenangkan Dede.
Dia kemudian mengajak Dede untuk membersihkan toilet. "Takutnya dia nggak suka kalau pesawatnya dikotorin,” ujarnya.
Selesai memberihkan toilet, Dede kebelet. Dia masuk ke dalam toilet untuk kencing.
Di dalam toilet, Dede melihat kunci pintu toilet bergerak-gerak. Seperti ada orang yang hendak membuka dari luar.
“Enggak tau apa kalau ada tanda jika ada orang di dalam toilet!” umpat Dede dalam hati.
Setelah keluar dari toilet, Dede bertanya kepada pramugari senior. Apakah temannya itu atau penumpang pesawat yang berusaha membuka pintu toilet.
“Nggak ada,” jawab pramugari senior.
Dede berusaha untuk tidak memikirkan kejadian itu. Dia berusaha menekan rasa takutnya.
Waktu berlalu. Tiba saatnya bagi pramugari untuk mengecek penumpang.
Dede berjalan dari belakang pesawat ke depan. Berjalan di antara kursi penumpang.
Dede menengok ke kanan dan kiri. Melihat penumpang satu persatu. Semuanya tidur pulas.
Sebelum sampai di tengah badan pesawat, Dede melihat, kursi penumpang di bagian tengah kabin kosong. Kursi itu di barisan sebelah kanannya.
Dede tahu, kursi itu kosong bukan karena ditinggal oleh penumpangnya yang mungkin tengah ke toilet. Kursi itu memang tidak diisi penumpang sejak sebelum take off. Dede hafal. Dia sudah 3 kali menghitung ulang jumlah penumpang.
Tapi, ketika Dede sampai di sisi kiri kursi penumpang yang kosong itu, ekor matanya melihat ada penumpang yang duduk. Laki-laki.