Fuji tidak berpikir macam-macam. Saat hendak kembali ke ruang tamu, dia mendengar suara rintihan. Seperti orang menangis. Suaranya dari dalam kamar yang pintunya selalu ditutup.
Fuji mulai takut. Untuk menghilangkannya, dia keluar dari rumah. Berdiri di teras depan rumah.
Di halaman rumah ini berdiri pohon beringin. Fuji melihat sosok wanita berbaju putih. Berdiri di antara dahan pohon beringin.
Lalu, sosok wanita itu seperti jatuh. Badannya berbalik. Kepalanya di bawah, namun kakinya seolah tetap menempal di dahan pohon.
Muka sosok wanita itu tepat berada di depan Fuji. Fuji pingsan.
Kedelapan mahasiswa mendapati Fuji seperti tertidur di tanah. Fuji digotong ke dalam kamar.
Fuji tidak menceritakan pengalaman mistisnya kepada para mahasiwa. “Saya gak mau kegiatan mereka terganggu,” tuturnya.
Malam berikutnya, Fuji kembali mendengar suara seperti orang memasak di dapur dan mandi di kamar mandi. Saat itu, Fuji hendak tidur. Dia satu kamar dengan Razak.
Fuji berusaha membangunkan Razak. Tidak bangun.
Rasa penasaran Fuji menekan rasa takutnya. Dia pergi lagi ke dapur.
Tidak ada siapa-siapa. Tidak ada yang memasak maupun mandi.
Fuji balik lagi ke kamar. Ketika melewati ruang tamu, televisi tiba-tiba menyala. Tidak ada orang. Remote tivinya melayang.
Fuji langsung lari menuju kamar. Menutup pintunya rapat-rapat.
Dewi yang berada di kamar lain, ikut melihat kejadian ganjil di ruang tamu. Dewi menyaksikannya setelah mendengar suara tivi menyala.
“Maksud Dewi, melihat siapa yang menyalakan tivi malam-malam. Tapi waktu buka pintu kamar, Dewi melihat remote tivi melayang. Dewi juga sempat melihat saya berlari ke kamar,” kata Fuji.
Pagi harinya, Fuji meminta Dewi agar tidak menceritakannya kepada tujuh mahasiswa lain.