Disway Award

Mendagri Tekankan Pentingnya Hilirisasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional

Mendagri Tekankan Pentingnya Hilirisasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional

Mendagri dorong hilirisasi untuk meningkatkan kemandirian pangan-Dok. Istimewa-

INFORADAR.ID- Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menyampaikan dalam Rapat Koordinasi (Rakor) di Auditorium F Kementerian Pertanian, bahwa pentingnya hilirisasi di sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan.

Hal ini sebagai strategi untuk membawa Indonesia keluar dari middle income trap atau jebakan pendapatan menengah.

Mendagri Tito mengungkapkan, Indonesia memiliki modal yang besar untuk hilirisasi pertanian dengan adanya iklim tropis dan kondisi geografis yang mendukung produksi pertanian.

BACA JUGA:Pemkot Serang Pastikan Anggaran BPJS PBI Tetap Stabil, Tidak Ada Pemangkasan

BACA JUGA:Tabel Angsuran KUR BRI 2025, Pinjaman Rp1 Juta hingga Rp50 Juta dengan Suku Bunga Terbaru

Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki keuntungan bisa bercocok tanam selama 12 bulan, sedangkan di negara musim dingin, mereka hanya bisa bercocok tanam selama 6 bulan dalam setahun.

Mendagri Tito menegaskan bahwa Indonesia harus mencontoh selandia baru yang tidak bertumpu pada industry, manufaktur, mereka melakukan hilirisasi di industri pertanian, perkebunan, dan peternakan sehingga dapat memberikan nilai yang tinggi bagi perekonomian negara.

Tujuan Hilirisasi Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan

BACA JUGA:UI Dirikan Palestine Center, Wujud Dukungan Nyata untuk Palestina

BACA JUGA:Suku Bunga Terbaru KUR BRI 2025, Mulai dari Super Mikro hingga Mikro

Hilirisasi sendiri merupakan proses pengolahan bahan mentah menjadi produk yang lebih bernilai dengan tujuan dapat meningkatkan nilai ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Hilirisasi bidang pertanian dan perkebunan ini merupakan visi dari presiden Prabowo Subianto guna menempatkan ketahanan pangan menjadi prioritas utama.

Tujuan lain dari hilirisasi juga untuk meningkatkan saya saing Indonesia si tingkat global dan membuka peluang bagi petani untuk berperan dalam rantai nilai domestik.

BACA JUGA:Kesadaran Waktu: Mengolah Perjalanan subjektif Menjadi Eksistensi Personal

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: