Disway Award

Career Minimalism: tren Gen Z dalam Meniti Karier, Ancaman atau Peluang bagi Perusahaan?

Career Minimalism: tren Gen Z dalam Meniti Karier, Ancaman atau Peluang bagi Perusahaan?

Ilustrasi Gen Z-Freepik.com-freepik

Meski demikian, bukan berarti mereka menolak kepemimpinan. Gaya kepemimpinan yang fleksibel, terbuka, dan tidak kaku tetap bisa menarik perhatian mereka. 

Bagi generasi ini, work-life balance jauh lebih bernilai dibanding titel yang penuh tekanan.

BACA JUGA:PPPK Paruh Waktu Kini Resmi Masuk ASN, Ini Penjelasannya

BACA JUGA:Program Magang Fresh Graduate 2025: Kesempatan 20.000 Lulusan Baru dengan Gaji UMP

Pentingnya Side Hustle

Selain pekerjaan utama, banyak anak muda kini menekuni side hustle. Mereka dikenal sebagai generasi “Employee+” yang terbiasa berjualan online, menjadi kreator digital, atau bekerja freelance. 

Berdasarkan survei Harris Poll, sekitar 57% Gen Z memiliki pekerjaan sampingan. 

Aktivitas ini bukan hanya menambah penghasilan, tetapi juga memberi ruang untuk menyalurkan kreativitas dan passion.

Implikasi bagi Perusahaan

Fenomena career minimalism bisa menjadi dilema bagi dunia kerja. Di satu sisi, perusahaan berpotensi kesulitan mencari calon pemimpin karena minat Gen Z terhadap jabatan tinggi relatif rendah. 

Tawaran promosi yang dulu dianggap menggiurkan kini tidak lagi punya daya tarik yang sama.

Namun, di sisi lain, tren ini dapat menjadi peluang. Organisasi yang sanggup beradaptasi dengan kebutuhan Gen Z, seperti fleksibilitas waktu, ruang untuk berkembang, dan keseimbangan hidup, akan lebih mudah mempertahankan tenaga muda yang kreatif dan inovatif.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: