Nasi Kuning: Lezat, Tradisional, dan Penuh Manfaat untuk Kesehatan!

INFORADAR.ID - Nasi kuning adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang tidak hanya menggugah selera, tetapi juga sarat dengan makna budaya.

Hidangan nasi kuning sering disajikan dalam berbagai acara spesial, seperti syukuran, ulang tahun, dan perayaan lainnya. Warna kuningnya yang cerah melambangkan kemakmuran dan kebahagiaan, menjadikannya lebih dari sekadar makanan biasa.

Kandungan gizi dalam nasi kuning berasal dari bahan-bahan alami yang digunakan dalam pembuatannya. Beras yang dimasak dengan kunyit, santan, dan rempah-rempah lainnya tidak hanya memberikan cita rasa yang khas, tetapi juga menyimpan sejumlah kebaikan bagi tubuh.

Namun, tahukah Kamu bahwa nasi kuning juga memiliki berbagai manfaat kesehatan yang sayang untuk dilewatkan? Kombinasi bahan-bahan alami ini memberikan energi, meningkatkan daya tahan tubuh, dan memiliki manfaat kesehatan lainnya yang mungkin jarang diketahui.

Berikut beberapa manfaat nasi kuning yang dibagikan oleh @Areykage, seorang konten kreator YouTube.

BACA JUGA:4 Tips agar Tetap Konsisten Baca Al-Quran dengan One Day One Juz di Bulan Ramadan

BACA JUGA:Tips Olahraga Selama Bulan Ramadhan, Wajib Coba!

1. Sebagai Sumber Energi 

Nasi kuning dibuat dari beras yang dimasak dengan santan, yang kaya akan lemak sehat dan karbohidrat. Kombinasi ini memberikan energi yang lebih tahan lama dibandingkan nasi putih biasa, sehingga cocok dikonsumsi saat sarapan atau sebelum melakukan aktivitas berat.

2. Kaya Anti Oksidan 

 Warna kuning khas nasi kuning berasal dari kunyit, yang mengandung kurkumin, senyawa dengan sifat antioksidan tinggi. Antioksidan ini membantu melawan radikal bebas dalam tubuh, mencegah penuaan dini, dan mengurangi risiko penyakit kronis seperti kanker.

3. Meningkatkan Kesehatan Pencernaan 

Kandungan santan dalam nasi kuning memiliki sifat antibakteri yang membantu menjaga keseimbangan mikrobiota usus. Selain itu, kunyit juga dikenal dapat meredakan peradangan di saluran pencernaan dan mengurangi risiko gangguan pencernaan seperti maag atau sindrom iritasi usus.

Sumber: