Tips Tidur Awal untuk GenZ: Solusi Mengatasi Insomnia
Atasi Insomnia-www.pexels.com/Andrea Piacquadio-
INFORADAR.ID-Generasi Z atau GenZ tengah menghadapi tantangan serius terkait kualitas tidur mereka. Berdasarkan penelitian terbaru dari Journal of Sleep Research (2023), lebih dari 60% GenZ di Asia mengalami kesulitan tidur dan insomnia, dengan penggunaan gawai sebagai faktor utama penyebabnya. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik, tetapi juga berdampak pada produktivitas dan kesehatan mental mereka.
Dr. Sarah Jensen, seorang peneliti dari Sleep Research Institute, mengungkapkan bahwa pola tidur GenZ yang tidak teratur telah menciptakan fenomena "social jet lag" – kondisi di mana jam biologis tubuh tidak selaras dengan jadwal sosial. "Mayoritas GenZ tidur lewat tengah malam dan bangun kesiangan, menciptakan siklus yang tidak sehat," jelasnya dalam artikel yang dipublikasikan di Sleep Medicine Review.
Menanggapi permasalahan tersebut, para ahli kesehatan merekomendasikan beberapa strategi efektif untuk membantu GenZ memperbaiki pola tidurnya. Dr. Matthew Walker, dalam bukunya "Why We Sleep" (2017), menekankan pentingnya menciptakan rutinitas tidur yang konsisten, termasuk mematikan semua perangkat elektronik minimal satu jam sebelum waktu tidur.
BACA JUGA:5 Tips Penting Merencanakan Home Office yang Nyaman dan Produktif
BACA JUGA:5 Negara Terbersih di Dunia Tahun 2024 Berdasarkan Environmental Performance Index (EPI)
Strategi pertama yang dapat diterapkan adalah menerapkan "Digital Sunset" – sebuah konsep yang dikembangkan oleh Tim Peneliti Harvard Medical School. Konsep ini menganjurkan untuk menghentikan penggunaan gawai dua jam sebelum waktu tidur. Cahaya biru dari layar gawai terbukti menekan produksi melatonin, hormon yang mengatur siklus tidur-bangun tubuh.
Langkah kedua yang tidak kalah penting adalah menciptakan lingkungan tidur yang optimal. Penelitian dari American Academy of Sleep Medicine menunjukkan bahwa suhu ruangan ideal untuk tidur berkisar antara 18-21 derajat Celsius. Penggunaan pewangi lavender dan pemutaran musik instrumental dengan tempo 60-80 BPM juga terbukti membantu mempercepat proses tidur.
Olahraga ringan di sore hari juga dapat menjadi solusi efektif. Namun, Dr. James Richardson dari Sleep Foundation memperingatkan agar tidak berolahraga terlalu dekat dengan waktu tidur. "Idealnya, olahraga dilakukan 3-4 jam sebelum waktu tidur untuk memberikan waktu bagi tubuh menurunkan suhu dan tingkat kortisol," ujarnya dalam Journal of Clinical Sleep Medicine.
BACA JUGA:Manfaat Luar Biasa Kunyit untuk Menjaga Kesehatan Kulit dan Tubuh
BACA JUGA:5 Rekomendasi Longsleeve Keren Dari Lokal Brand, Gen Z Wajib Punya
Asupan makanan dan minuman juga berperan penting dalam kualitas tidur. Penelitian yang dipublikasikan dalam Nutrients Journal (2022) merekomendasikan untuk menghindari kafein setelah pukul 14.00 dan mengonsumsi makanan kaya triptofan seperti pisang, susu hangat, atau kacang almond sebagai camilan malam yang sehat.
Teknik relaksasi seperti meditasi mindfulness dan latihan pernapasan dalam terbukti efektif mengurangi kecemasan yang sering mengganggu tidur GenZ. Sebuah studi dari Journal of Adolescent Health melaporkan penurunan waktu untuk tertidur hingga 50% pada peserta yang melakukan meditasi selama 10 menit sebelum tidur.
Para ahli juga menyarankan untuk menerapkan "sleep tracking" menggunakan aplikasi khusus atau smartwatch untuk memantau kualitas tidur. Namun, Dr. Lisa Matthews dari Sleep Research Center mengingatkan agar tidak terlalu terobsesi dengan data yang dihasilkan, karena bisa menimbulkan kecemasan yang justru mengganggu tidur.
Dengan menerapkan tips-tips tersebut secara konsisten, GenZ diharapkan dapat memperbaiki kualitas tidurnya dan meningkatkan produktivitas sehari-hari. Yang terpenting adalah memahami bahwa perubahan pola tidur membutuhkan proses dan kesabaran, serta komitmen untuk memprioritaskan kesehatan di atas kebiasaan digital yang berlebihan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: