Gen Z Sering Anxiety? Buku Berani Tidak Disukai Bisa Jadi Solusi

Gen Z Sering Anxiety? Buku Berani Tidak Disukai Bisa Jadi Solusi

Gen Z dengan gangguan anxiety-www.pexels.com/David-

INFORADAR.ID - Generasi Z, atau yang lebih dikenal sebagai Gen Z, semakin sering menghadapi masalah kecemasan atau kecemasan dalam kehidupan sehari-hari.

Dilahirkan di era digital yang serba cepat, Gen Z tidak lepas dari tantangan besar seperti tekanan sosial, ekspektasi yang tinggi, dan masa depan.

Laporan dari American Psychological Association mengungkapkan bahwa 91% Gen Z mengaku setidaknya mengalami satu gejala fisik atau emosional akibat stres.

Buku Berani Tidak Disukai karya Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga menawarkan solusi yang bisa membantu Gen Z menghadapi masalah ini.

Buku “Berani Tidak Disukai” menyajikan pendekatan yang berbeda terhadap konsep kebahagiaan dan kecemasan.

Ditulis oleh Ichiro Kishimi, seorang filsuf Jepang, dan Fumitake Koga, seorang penulis, buku ini didasarkan pada ajaran psikologi Alfred Adler, yang menekankan pentingnya tanggung jawab pribadi dan keberanian untuk menghadapi hidup tanpa perlu mendapatkan persetujuan dari orang lain.

Salah satu poin penting dalam buku ini adalah bahwa kecemasan atau kecemasan sering kali timbul dari ketakutan akan penilaian orang lain.

Gen Z, yang tumbuh di era media sosial dan digitalisasi, cenderung lebih peduli dengan opini orang lain.

Mereka sering kali merasa tertekan untuk memenuhi standar sosial yang tidak realistis.

Buku ini mengajarkan bagaimana kita bisa membebaskan diri dari kecemasan tersebut dengan cara tidak mempengaruhi pendapat orang lain dan fokus pada apa yang benar-benar penting bagi diri kita sendiri.

Di sisi lain, “Berani Tidak Disukai” juga menjelaskan bahwa konflik dalam diri sendiri adalah hal yang wajar dan sering kali diperlukan untuk pertumbuhan pribadi.

Ketika Gen Z belajar menerima ketidaknyamanan ini sebagai bagian dari proses hidup, mereka akan lebih siap menghadapi tantangan dan stres yang datang.

Hal ini sangat relevan, mengingat bahwa Gen Z sering merasa terjebak dalam ancaman dan kesulitan dalam mengambil keputusan yang tegas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: