Kekuasaan, Keturunan, dan Dinamika Politik dalam Pemerintahan Indonesia

Kekuasaan, Keturunan, dan Dinamika Politik dalam Pemerintahan Indonesia

Ilustrasi Kekuasaan dan Kepemimpinan--http://Kompasiana.com

INFORADAR.ID - Kekuasaan merupakan kebutuhan yang tidak dapat kita bantahkan keberadaannya. Kekuasaan tidak mungkin lepas dari kehidupan manusia, selalu menempel melekat pada kehidupan sosial manusia. Karena pada dasarnya Tuhan menciptakan manusia sebagai pemimpin, Karena kehidupan kolektif manusia juga akan selalu membutuhkan kekuasaan.

Setiap kelompok pasti membutuhkan pemimpin atau orang yang berkuasa, yang tentu saja untuk menciptakan adanya keamanan dan adanya jaminan kesejahteraan dan keamanan. Kekuasaan adalah kemampuan atau otoritas untuk memengaruhi atau mengendalikan perilaku, tindakan, atau keputusan orang lain atau kelompok.

Hal ini dapat termanifestasi dalam berbagai bentuk, termasuk kekuasaan politik, ekonomi, sosial, atau bahkan kekuasaan pribadi antar individu. Kenapa sih orang-orang haus akan kekuasaan?

 

Banyak orang berbondong-bondong untuk mendapatkan kekuasaan. Tak salah, karena banyak dari mereka yang berpikir bahwa “lo punya kekuasaan, lo bebas” sehingga mereka berpikir demikian. Hal tersebut benar adanya dan di Indonesia sudah amat normal terjadi.

 

Bahkan pada zaman primitif sekalipun banyak orang yang berbondong-bondong untuk memperebutkan kekuasaan agar mereka berkuasa, bahkan orang-orang pada zaman primitif rela menukar nyawa mereka demi sebuah kekuasaan, kekuasaan pada zaman primitif juga merupakan hal yang sangat sulit untuk didapatkan, mereka bahkan memperebutkan kekuasaan dengan cara beradu kekuatan fisik.

Pada zaman itu jika kalian menang dalam beradu kekuatan fisik, maka kalian akan menjadi penguasa yang tentu saja dapat secara bebas mempengaruhi dan mengendalikan perilaku tindakan atau keputusan orang lain. Berbeda dengan zaman primitif yang memperebutkan kekuasaan dengan mengandalkan kekuatan fisik, dari situ kita dapat melihat bagaimana kekuasaan dapat membutakan akal pikiran seseorang.

Seiring perkembangan peradaban zaman, perkembangan tersebut juga membuat perubahan sosial yang signifikan, perkembangan kekuasaan dari zaman primitif mencakup pergeseran dari struktur sosial sederhana berbasis suku menuju organisasi yang lebih kompleks dan terpusat di sekitar bentuk pemerintahan yang berbeda sesuai dengan perubahan dalam ekonomi, teknologi, dan nilai-nilai sosial.

Perubahan tersebut juga memengaruhi bagaimana sebuah  kekuasaan didapatkan pada zaman modern ini. Di zaman modern, kekuasaan dapat diperoleh melalui berbagai cara, termasuk keahlian profesional, keterampilan kepemimpinan, keberhasilan ekonomi, dan dukungan politik. Struktur kekuasaan cenderung lebih kompleks, melibatkan institusi formal seperti pemerintahan, perusahaan, dan organisasi sosial.

Di zaman modern, kekuasaan dapat diperoleh melalui berbagai cara, termasuk keahlian profesional, keterampilan kepemimpinan, keberhasilan ekonomi, dan dukungan politik. Struktur kekuasaan cenderung lebih kompleks, melibatkan institusi formal seperti pemerintahan, perusahaan, dan organisasi sosial.

Kekuasaan pada zaman ini tentu saja lebih kompleks, tetapi cara mendapatkan kekuasaan tersebut terbilang mudah dibandingkan dengan perebutan kekuasaan pada zaman primitif. Seiring perkembangan zaman semakin banyak orang yang haus akan kekuasaan, mereka bahkan rela melakukan cara “kotor” sekalipun agar untuk mendapatkan sebuah kekuasaan, Karena pada dasarnya manusia memiliki sifat pemimpin, dan Setiap manusia ingin menjadi pemimpin.

 

Sekarang mari kita lihat kekuasaan di institusi formal seperti di bidang politik, setiap manusia memang mempunyai hak untuk berkuasa tetapi tidak semua manusia dapat berkuasa di institusi formal, contohnya di bidang politik. Politik di Indonesia sudah dianggap “kotor” persepsi tersebut muncul karena beberapa faktor, salah satunya adalah bagaimana orang-orang yang duduk di kursi kepolitikan yang memang mempunyai kuasa terhadap suatu hal yang berhubungan dengan negara.

Faktanya banyak dari mereka yang melakukan cara curang atau kotor hanya untuk mempunyai kuasa di bidang politik. Kekuasaan memang bersifat inheren, akan tetapi kekuasaan juga dapat menimbulkan dampak yang buruk terhadap diri sendiri maupun orang lain, kekuasaan dapat menumbuhkan sifat keserakahan.

 

Pernahkah Anda mendengar tentang dinasti politik, baru-baru ini banyak netizenyang membicarakan tentang dinasti politik, apakah anda tahu pengertian dinasti politik, kenapa banyak orang menerapkan dinasti politik?

 

Dinasti politik adalah suatu kelompok atau keluarga yang secara berkelanjutan mendominasi dan mengendalikan kekuasaan politik di suatu wilayah atau negara. Anggota dinasti ini sering kali mewarisi posisi politik atau pemerintahan dari generasi ke generasi, menciptakan pola kepemimpinan yang berlangsung dalam waktu yang lama.

Dinasti politik dapat memiliki dampak signifikan terhadap kebijakan, keputusan politik, dan dinamika sosial dalam suatu masyarakat. Dinasti politik mengacu pada kelompok atau keluarga yang secara berkesinambungan mendominasi posisi politik atau pemerintahan dalam suatu wilayah atau negara. Biasanya, anggota dinasti ini menyalurkan kekuasaan dan pengaruh politik dari satu generasi ke generasi berikutnya, menciptakan suatu warisan politik yang berlanjut.

Dinasti politik dapat ditemukan di berbagai tingkatan pemerintahan, mulai dari tingkat lokal hingga tingkat nasional. Banyak penguasa yang menerapkan dinasti politik karena berbagai alasan. Pertama, faktor keturunan dapat dianggap sebagai dasar legitimasi yang kuat untuk mempertahankan kekuasaan. Penguasa dapat meyakini bahwa keluarga mereka memiliki hak alami untuk memimpin dan mewarisi tanggung jawab tersebut.

 

Kedua, dinasti politik dapat dianggap sebagai cara untuk menjaga stabilitas dan kontinuitas dalam kepemimpinan. Pemikiran ini didasarkan pada keyakinan bahwa keluarga yang terlibat dalam politik memiliki pengetahuan dan pengalaman yang dapat bermanfaat untuk mengelola pemerintahan dengan baik.

Namun, dinasti politik juga dapat menimbulkan risiko seperti nepotisme dan kurangnya rotasi kekuasaan, yang bisa berdampak negatif pada perkembangan demokrasi dan partisipasi masyarakat dalam proses politik. Perdebatan seputar etika dan keadilan dalam konteks dinasti politik sering kali muncul di berbagai masyarakat.

 

Dinasti politik merupakan salah satu contoh dari sifat keserakahan manusia yang haus akan kekuasaan, karena mereka ingin di lihat sebagai keluarga terhormat yang ditakuti dan disegani oleh banyak orang. (*)

Penulis: Tio Nadia (Mahasiswa Ilmu Komunikasi, FISIP, Untirta)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: