Konflik Palestina dan Israel Mencuat Kembali

Konflik Palestina dan Israel Mencuat Kembali

Photo Israel vs Palestine conflict on cracked wall Palestina vs Israel soldiers silhouteme. -Freepik/@Iherphotography-

INFORADAR.ID - Konflik Palestina dan Israel kembali bencuat hingga saat ini dan masing sangat ramai diperbincangkan di seluruh awak media dan juga media sosial. 

Israel bengis-Palestina Menangis

Setelah berabad-abad, Israel terus membombardir Palestina dengan senjata. Hal ini kembali terjadi dalam beberapa hari terakhir, khususnya yang dipicu oleh serangan Palestina oleh Hamas  terhadap Israel di wilayah selatan Jalur Gaza pada Sabtu, 7 Oktober 2023. Serangan tersebut konon terjadi sebagai respons terhadap serangan dan tekanan dari Israel selama ini..

Hamas  adalah gerakan yang menginginkan kemerdekaan, Hamas bermarkas di Gaza, sehingga Gaza selalu menjadi sasaran utama Israel. Israel tidak pernah bosan  mengangkat senjatanya dan tidak diketahui sampai kapan perang dan pembantaian ini akan berakhir.

Anak-anak yang Tak Berdosa Menjdai Korban

Anak-anak menjadi korban Akibat kebrutalan serangan Israel yang tiada henti, banyak  korban yang kehilangan nyawa. Tempat dengan jumlah korban jiwa warga Palestina terbanyak berada di Jalur Gaza, dengan 8.309 orang tewas dan  21.048 orang luka-luka.

Sementara di  Tepi Barat, 121 orang tewas dan 2.208 orang luka-luka. Data ini dikumpulkan oleh Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) dari Kementerian Kesehatan Gaza.

Selain angka-angka di atas, OCHA mengatakan sekitar 1.950 warga Palestina di Gaza  hilang, termasuk sekitar 1.050  anak-anak. Orang hilang diyakini terjebak di  reruntuhan bangunan.

Anak-anak pada usia ini yang seharusnya  bermain dengan senyum gembira harus mengalami penderitaan, kesakitan dan tangisan saat masa kanak-kanak.

Utusan Palestina untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Riyad Mansour, mengatakan 66% korban warga Palestina adalah anak-anak dan perempuan, karena jumlah anak yang tewas dalam serangan Israel mencapai 3.000 anak.

Sangat mengkhawatirkan mengingat kondisi ini menurunkan rata-rata angka harapan hidup. karena  kurangnya peralatan medis yang tersedia, terbatasnya tenaga medis, dan banyaknya rumah sakit serta fasilitas umum lainnya yang dibom oleh militer Israel.

Bahkan Menteri Pendidikan Gaza menyatakan tahun ajaran 2023/2024 telah berakhir karena siswa/siswi dinyatakan telah mati syahid.

Badan bantuan internasional mengatakan mereka kehilangan kontak dengan staf di Gaza setelah Israel memutus akses internet dan komunikasi.

Sebanyak 2,3 juta penduduk Gaza sedang berjuang dengan kekurangan makanan, air dan obat-obatan akibat pemboman  besar-besaran Israel dan blokade seluruh wilayah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: