Mahasiswa Teknologi Pangan Untirta Temukan Formula Baru Untuk Mengawetkan Mangga Ekspor

Mahasiswa Teknologi Pangan Untirta Temukan Formula Baru Untuk Mengawetkan Mangga Ekspor

Foto Mahasiswa Teknologi Pangan yang menemukan formula untuk mengawetkan buah mangga ekspor--Bayu Meindrawan

INFORADAR.ID - Empat mahasiswa teknologi pangan untirta yang tergabung dalam tim Edfilm Mango berhasil menemukan formulasi larutan pelapis untuk menjaga kualitas mangga ekspor.

Keempat mahasiswa tersebut adalah Azahra Wibi Kusuma, Rahma Yuniarti, Firyal Giani Nabila dan Diana Rahmayanti. Mereka dibimbing oleh Bayu Meindrawan selaku dosen Teknologi Pangan Untirta. Tim Edfilm Mango mendapatkan  pendanaan dari Kemendikbud Ristek Dikti melalui skema Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) Tahun 2023 untuk meneliti pati talas beneng, kitosan dan minyak atsiri jahe yang berpotensi sebagai pengawet (pelapis) mangga varietas gedong gincu. 

Azahra selaku ketua tim mengatakan bahwa riset ini dilatarbelakangi oleh potensi ekspor mangga gedong gincu yg sangat besar namun rentan kerusakan selama distribusi dan transportasi. Varietas ini sangat khas sehingga butuh perlakuan tertentu untuk memperpanjang masa simpannya, salah satunya adalah dengan teknik coating (pelapisan).

Azahra juga menambahkan bahwa Provinsi Banten mempunyai komoditas lokal yg dapat dimanfaatkan sebagai bahan pelapis seperti pati talas beneng. Selain itu, kitosan dari limbah udang dan minyak atsiri dari jahe merah juga dikenal memiliki kemampuan sebagai antimikroba. Ketiga bahan tersebut diteliti dan diformulasikan sehingga mampu menjadi pengawet mangga.

Tim Edfilm Mango melakukan penelitian selama 5 bulan dimulai dari trial error, pengujian karakteristik larutan pelapis, aplikasi larutan pelapis ke mangga hingga melakukan evaluasi terhadap sifat fisik, kimia dan mikrobiologi mangga selama penyimpanan. Hasilnya mangga dengan pelapisan mampu bertahan kurang lebih 10 hari di suhu ruang, sementara mangga tanpa pelapisan mengalami kerusakan dalam waktu kurang dari seminggu.

Bayu Meindrawan, selaku dosen pembimbing berharap hasil riset ini tidak hanya bermanfaat untuk kalangan akademisi, namun juga bagi masyarakat (petani mangga) dan industri khususnya pelaku ekspor buah sehingga mangga Indonesia dapat bersaing di pasar mancanegara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: