Bahaya Bayi Naik Jetsky, Bisa Kena Shaken Baby Syndrome

Bahaya Bayi Naik Jetsky, Bisa Kena Shaken Baby Syndrome

--

INFORADAR.ID - Di awal tahun 2023, publik sempat dihebohkan dengan beredarnya video seorang bayi yang menaiki jetsky tanpa pengaman di laut lepas. 

Video tersebut rupanya berasal dari seorang Youtuber ternama Indonesia, Ria Ricis.

Dalam videonya, Ria Ricis menunjukkan aksi seorang bayi naik jetsky dengan digendong ayahnya Teuku Ryan dan sang ibu, Ria Ricis. 

Youtuber yang memiliki subscriber lebih dari 30 juta itupun kemudian banjir kritikan dari para netizen karena aksinya yang dapat membahayakan keselamatan jiwa si bayi. 

Kendati telah mengaku menyesal dan berjanji tak akan mengulanginya lagi, video Ricis yang membawa buah hatinya naik jetsky itupun ternyata ikut di komentari oleh selebgram yang sudah pindah ke Jerman, Ragil.

Ia mengingatkan Ricis untuk berhati-hati dalam mengajak bermain sang anak karena ditakutkan dapat menyebabkan Shaken Baby Syndrome. Pengetahuan Ragil tentang Shaken Baby Syndrome pun sempat viral dan FYP di tiktok beberapa waktu lalu. Lantas apa itu Shaken Baby Syndrome?

Dilansir dari alodocter.com, Baby Shaken Syndrome adalah gejala yang bisa terjadi pada bayi akibat guncangan yang terlalu keras pada kepala bayi. 

Syndrome ini bisa saja terjadi akibat ketidak sengajaan si ibu ataupun ayah saat mengajak bermain si bayi ataupun saat mencoba menenangkan bayi dengan cara mengayun-ayun.

Namun, dampak yang bisa didapatkan sang bayi tidaklah main-main, sindrom ini terdiri dari pendarahan pada retina mata, pembengkakan otak dan juga pendarahan otak.

Hal ini disebabkan karena otak bayi yang tergolong masih lunak dan rentan sekali terhadap guncangan. Pembuluh darah bayi yang masih tipis dan juga otot leher yang masih tergolong sangat lemah sehingga tidak dapat menopang kepala dengan baik saat terjadi guncangan. 

Nah, inilah yang kemudian menyebabkan kepala bayi dapat terhentak kedepan dan kebelakang dengan cepat. 

Kondisi seperti ini bisa menyebabkan otak bayi terguncang di dalam tempurung kepala. Ngerinya, otak juga bisa bergeser dan mengalami perobekan pada saraf. 

Selain itu, pembuluh darah di dalam maupun di sekitar otak, termasuk di mata, juga bisa mengalami perobekan dan pendarahan.

Biasanya gejala yang dialami oleh bayi yang mengidap sindrom ini adalah syok, kejang-kejang, lumpuh, dan juga koma. Namun jika cedera otak yang dialami tak terlalu parah, gejala yang dialami biasanya adalah tremor, gangguan bernafas, terlihat lemas dan mengantuk setiap saat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: