Yuk! Cegah Penyakit Jantung dengan Banyak Gerak

 Yuk! Cegah Penyakit Jantung dengan Banyak Gerak

Simulasi penanganan pada orang yang terkena serangan jantung mendadak. Foto: --- Tangkapan layar laman kemenkes -----

INFORADAR.ID --- Penyakit jantung atau kardiavaskular menjadi penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Selain itu, Penyakit jantung menjadi penyakit dengan biaya paling tinggi di Indonesia.

Tak heran, kardiovaskular jadi penyakit yang paling banyak membuat masyarakat menderita. Juga merupakan penyakit yang paling banyak memakan korban.

“Dari sisi beban biaya pemerintah Indonesia itu (penyakit jantung) juga yang paling tinggi. Jadi tiap tahun pada klaim BPJS itu yang paling banyak itu kardiovaskular,” ujar Menkes Budi pada puncak peringatan Hari Jantung Sedunia 2022 di Plaza Tenggara Kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Saat ini pemerintah tengah mengupayakan pemerataan dokter spesialis kardiovaskular di seluruh Indonesia. Kondisinya saat ini dari 34 provinsi hanya 28 provinsi yang bisa melakukan bedah jantung.

“Alatnya sudah ada, masalahnya dokter spesialisnya kita sangat kekurangan. Kita sangat kekurangan dokter spesialis dan ribuan bahkan puluhan ribu masyarakat kita meninggal setiap tahunnya karena kekurangan dokter dan kekurangan dokter spesialis,” tutur Menkes.

“Jadi penting buat kita bersama agar bisa mencegah tidak masuk ke rumah sakit. Cara mencegahnya yaitu perilaku hidup kita mesti diubah. Diubahnya dengan cara mesti banyak gerak,” tambah Menkes.

Dikatakan Menkes Budi, cara mengatasi penyakit tersebut adalah melalui promotif preventif dan rutin melalukan aktivitas fisik dan menjaga pola makan yang baik.

“Fokusnya harus ke kegiatan promotif preventif karena kalau sudah masuk ke rumah sakit selain mahal buat pasiennya kualitas hidupnya juga menurun. Kegiatan promotif preventifnya paling penting menjaga pola makan dan juga menjaga tetap melakukan aktivitas fisik,” ungkap Menkes sebagaimana dikutip dari laman Kemenkes RI. 

Dalam mengatasi masalah penyakit jantung tidak bisa secara eksklusif dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, tapi dibutuhkan dukungan dari lintas kementerian, lembaga, dan sektor lain yang berkaitan.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi siap mendukung dalam mengatasi masalah jantung di Indonesia. Ia akan membantu jika diperlukan kerja sama lintas sektor luar negeri.

“Jika ada kerja sama dengan luar negeri maka kami siap untuk membantu supaya pasien-pasien jantung Indonesia tidak perlu berobat ke luar negeri, tapi berobatlah di sini karena dokternya canggih alat-alatnya canggih, servisnya bagus,” ucap Menlu Retno.

Saat ini banyak lembaga atau perusahaan bekerjasama dengan rumah sakit memberikan edukasi cara mengatasi pasien atau orang yang mendadak terkena serangan jantung.

Penanganan orang yang terkena serangan jantung memerlukan teknik khusus, agar tidak salah dalam penanganan. 

Oleh, karena itu edukasi dititik-beratkan bagaimana menangani orang yang terkena serangan jantung dengan tepat dan benar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: