Lawang Sewu, Saksi Bisu Masa Perang Kemerdekaan
Bangunan Lawang Sewu-Dok. Kemendikbud-
FORADAR.ID-Lawang Sewu adalah gedung bersejarah milik PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang awalnya digunakan sebagai Kantor Pusat perusahaan kereta api swasta Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS).
Lawang Sewu dibangun pada masa Pemerintahan Kolonial Belanda, pada tanggal 27 Februari 1904 sampai 1 Juli 1907.
Bangunan ini didirikan untuk Kantor Pusat Perusahan Kereta Api Swasta (Het Hoofdkantoor van de Nederlansch Indische Spoorweg Maatscappij-NIS). Berdirinya bangunan Lawang Sewu sebagai bukti awal sejarah perkembangan perkeretaapian di Indonesia.
Berdasarkan, keterangan Kementerian Pendidikan yang dikutip INFORADAR.ID, bahwa bangunan pertama didirikan adalah rumah penjaga (gedung D/concierge) dan percetakan (gedung C) yang digunakan sebagai bangunan direksi.
Selanjutnya pada tanggal 1 Juli 1907 gedung A, gedung C, gedung D, dan gedung G selesai dibangun. Pada tahun 1916 gedung B dibangun dengan menggunakan konstruksi beton bertulang dan selesai pada 1918.
Pada masa perang kemerdekaan, Lawang Sewu memiliki catatan sejarah tersendiri, yaitu ketika berlangsung peristiwa pertempuran 5 hari di Semarang (tanggal 14 Oktober - 19 Oktober 1945).
Gedung Lawang Sewu diperebutkan antara AMKA (Angkatan Muda Kereta Api) dengan tentara Jepang sebelum tentara sekutu datang.
Pada tahun 1942-1945 Lawang Sewu diambil alih oleh Jepang dan digunakan sebagai Kantor Riyuku Sokyoku (Jawatan Transportasi Jepang).
Tahun 1945 Lawang Sewu menjadi Kantor DKARI (Djawatan Kereta Api Republik Indonesia).
Tahun 1946 Lawang Sewu dipergunakan sebagai markas tentara Belanda sehingga kegiatan perkantoran DKARI pindah ke bekas de Zustermaatschappijen.
Setelah pengakuan kedaulatan RI tahun 1949 digunakan Kodam IV Diponegoro, dan pada tahun 1994 Lawang Sewu diserahkan kembali kepada kereta api melalui Perusahaan Umum Kereta Api (PERUMKA) yang kemudian statusnya berubah menjadi PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Bangunan Lawang Sewu terdiri atas gedung A, gedung B, gedung C, gedung D, gedung E, dan Rumah Pompa.
Adapun cikal bakal pembangunan Lawang Sewu berawal dari dibangunnya jalur kereta api pertama di Indonesia tahun 1864 yang menghubungkan Stasiun Semarang (NIS) dan Stasiun Tanggung yang selesai dibangun pada tahun 1967.
Lalu pada tahun 1873, jalur kereta api dibangun untuk menghubungkan Semarang-Solo-Yogyakarta oleh NIS, termasuk Kedungjati-Ambarawa sepanjang 206 kilomter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: