Menipu Bangsa Jin Pemberi Pesugihan

Menipu Bangsa Jin Pemberi Pesugihan

Ilustrasi Cerrecto.id--

INFORADAR.CO - Pesugihan. Kata yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. 

Pesugihan berasal dari bahasa Jawa. Pesugihan dimaknai sebagai cara mencari kekayaan.  

Itu berarti, pesugihan bisa dilakukan dengan benar. Misalnya, bekerja atau berdagang yang halal. 

Namun, yang berkembang di masyarakat, pesugihan identik dengan mistis. Musyrik.  

Untuk yang jauh dari syariat Islam ini, ada banyak tempat pesugihan di Indonesia. Ritualnya pun macam-macam.  

Sebut saja, pesugihan Gunung Kemukus di Jawa Tengah, pesugihan Gunung Talamau di Sumatera Barat, pesugihan minyak Kuyang atau Kewiyang di Kalimantan, pesugihan Sumur Kembar Gilimanuk, Nyai Blorong, Babi Ngepet, dan masih banyak lagi. 

Semua ritual pesugihan di atas membutuhkan tumbal. Apapun bentuknya. 

Nah, dari sekian pesugihan beserta ritualnya, ada cerita menarik yang dilakukan oleh seorang pencari pesugihan. Lelaki ini tinggal di daerah Jawa Tengah.  

Untuk menjaga etika, sebut saja namanya Pikun. Dia hidup bersama seorang istri dan tiga anak.  

Di desanya, kehidupan Pikun pas-pasan. Bahkan, terkadang kekurangan.  

Bertahun-tahun Pikun dan keluarganya bertahan. Menggantungkan hidup dari sawah mereka yang tidak luas.  

Singkat cerita, kehidupan Pikun berubah. Dia dan keluarganya tidak lagi hidup serba kekurangan. 

Pikun membangun rumahnya. Jauh lebih bagus dibandingkan rumahnya yang dulu. Yang belum permanen. 

Keluarganya tak lagi kekurangan secara materi. Pakaian yang dikenakan istri dan anaknya bagus. Mewah untuk kelas di desa mereka. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: