Situs Batu Ranjang di Gunung Pulosari, Jadi Tempat Pemujaan Zaman Megalitik
Situs Batu Ranjang di Lereng Gunung Pulosari, Kabupaten Pandeglang/Tangkapan Layar Situs Resmi Kementerian Pendidikan--
PANDEGLANG,INFORADAR.ID-Lereng Gunung Pulosari, Kabupaten Pandeglang, menyimpan banyak situs peninggalan zaman Megalitik. Salah satunya yaitu Situs Batu Ranjang yang berada di Kampung Cidaresi, Desa Batu Ranjang, Kecamatan Cipeucang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.
Situs peninggalan Megalitik di Lereng Gunung Pulosari, Kabupaten Pandeglang disebut Situs Batu Ranjang karena bentuknya menyerupai tempat tidur. Situs Batu Ranjang terbuat dari bongkahan batu andesit dengan bagian atas rata menyerupai tempat tidur atau biasa disebut sebagai dolmen.
Pada zaman Megalitik, dolmen memiliki dua fungsi utama yaitu sebagai kuburan dan tempat pemujaan. Dolmen dikatakan sebagai kuburan. Dikutip INFORADAR.ID dari Kementerian Pendidikan , kuburan ini diduga karena adakalanya di bagian bawah dolmen dipakai untuk meletakan mayat.
Kemudian mayat tersebut ditutup rapat oleh batu-batu yang menopang dolmen. Namun dugaan sementara, dolmen Batu Ranjang terkait dengan aktivitas pemujaan arwah leluhur. Batu Ranjang ditopang oleh empat buah batu, dikerjakan cukup rapi dengan pahatan pelipit melingkar.
Lalu pada bagian terdapat pondasi untuk menahan batu penyangga agar Batu Ranjang tidak terbenam ke dalam tanah. Bentuk dolmen seperti ini hampir sama dengan dolmen di daerah Sumba yang digunakan sebagai kubur.
Dolmen yang berada di situs Batu Ranjang ini memiliki orientasi timur – barat Dolmen ini terbuat dari batuan andesit yang memiliki ukuran panjang kurang lebih 258 centimeter dan lebar kurang lebih 99 centimeter.
Pada bagian atas dolmen situs Batu Ranjang terdapat dua buah batu yang satu berbentuk bulat dengan diameter kurang lebih 33 centimeter sedangkan batu yang satunya lagi memiliki bentuk yang agak lonjong dengan ukuran panjang kurang lebih 33 centimeter dan lebar kurang lebih 20 centimeter.
Pada bagian dekat dolmen Batu Ranjang terdapat dua buah batu lumpang yang diduga berfungsi sebagai sarana pemujaan kepada arwah leluhur pada zaman Megalitik. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: