Melihat Masjid Kuno Carita, Didirikan Oleh Murid Syekh Nawawi Al Bantani

Melihat Masjid Kuno Carita, Didirikan Oleh Murid Syekh Nawawi Al Bantani

Bangunan Masjid Carita yang didirikan oleh muridnya Syekh Nawawi Al Bantani.-Tangkapan Layar Situs Resmi Kementerian Pendidikan-

PANDEGLANG,INFORADAR.ID-Masjid Carita merupakan salah satu masjid kuno berada di Kampung Padegongan, Desa Sukajadi, Kecamatan Labuan, Kabupaten PANDEGLANG, Provinsi Banten. Masjid Carita di Kampung Padegongan, Desa Sukajadi, Kecamatan Labuan, Kabupaten PANDEGLANG lebih dikenal oleh warga dengan nama Masjid Al Khusaeni. Nama Masjid Al Khusaeni diambil dari pendiri Masjid Carita KH. Muhammad Husein. 

Adapun KH. Muhmad Husein atau pendiri Masjid Carita, dikutip INFORADAR.ID, dari situs resmi Kementerian Pendidikan, ialah salah seorang murid Syekh Nawawi Al-Bantani, yakni seorang ulama besar dari Tanara, Kabupaten Serang,  Provinsi Banten yang dikenal sebagai salah satu ulama yang mengajar di Masjid Al Haram, Makkah. 

KH. Muhammad Husein membangun masjid ini pada tahun 1889 dan selesai pada tahun 1895. 

KH. muhamad Husein turut berperan dalam penyebaran ajaran agama Islam di wilayah Labuan dan sekitarnya. Atas jasanya telah mensyiarkan agama Islam sehingga masjid yang dibangun olehnya oleh masyarakat setempat dinamakan masjid Al Khusaeni. 

Masjid Al Khusaeni memiliki denah berupa persegi empat dengan ketinggian lantainya dari permukaan tanah yaitu 90 centimeter. Ketinggian masjid secara keseluruhan dari tanah hingga puncak memolo yaitu kurang lebih 8,5 m. Masjid Al Khusaeni ini memiliki arah hadap ke timur dengan empat serambi di setiap sisi mata angin. 

Kemudian pada bagian serambi ini, berdirilah tiang-tiang penyangga atap yang bentuknya berupa kolom seperti pada bangunan kolonial.

Sedangkan dinding sisi timur Masjid Al Khusaeni terdapat satu pintu dengan dua jendela yang keduanya berbukaan ganda (dua daun) yang setiap pintu terdapat lubang angin bermotif belah ketupat dan anak panah yang terbuat dari kayu. Sebelum emasuki ruang utama untuk shalat, terdapat ruang aula yang dipergunakan untuk berkumpul berukuran kurang lebih 12 x 3 meter yang terletak di sisi timur.

Ruang untuk berkumpul ini memiliki 6 pintu, yaitu satu pintu di timur (pintu utama), satu pintu di utara dan satu pintu di selatan, serta tiga pintu di barat yang menghubungkan ruang kumpul dengan ruang shalat utama. Di bagian lubang angin pintu tengah menuju ruang shalat ini terdapat ukiran kaligrafi berwarna hijau.

Selanjutnya pada ruang shalat utama berbentuk persegi dengan mihrab di dinding barat. Mihrab di masjid ini berhiaskan empat pilaster semu dengan lengkungan berpelipit di bagian pintu serta ukiran kipas di bagian atas lengkungan mihrab. 

Bentuk dan hiasan pintu yang sama seperti mihrab digunakan pula pada pintu menuju ruang shalat untuk perempuan atau pangwadonan yang berada di sisi selatan ruang shalat utama. Di ruangan ini terdapat empat tiang soko guru terbuat dari kayu dengan hiasan berupa ukiran motif tumpal di bagian atas sedangkan bagian bawahnya berdiri di atas umpak berbentuk setengah labu. 

Keempat tiang soko guru ini tidak saling mengikat satu sama lain di bagian tengahnya.

Selanjutnya pada bagian sisi selatan bangunan masjid, terdapat bangunan terpisah yang dipergunakan sebagai tempat wudhu dan kamar mandi.

Lalu pada bagian sisi baratnya terdapat makam KH. M Husein atau pendiri Masjid Carita. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: