Pesantren Sabtu Ahad Sebuah Strategi Pembelajaran Yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter Siswa

Pesantren Sabtu Ahad  Sebuah Strategi Pembelajaran Yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter Siswa

Astry Wulandari, Mahasiswa S3 Teknologi Pendidikan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa--

Oleh : Astry Wulandari, Mahasiswa S3 Teknologi Pendidikan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Pendidikan karakter? 

Kenapa harus menanamkan pendidikan karakter untuk siswa? 

Apa manfaatnya?

Banyak pertanyaan yang dilontarkan oleh sebagian orang mengenai pendidikan karakter, namun tidak semua pendidik pun paham akan pentingnya pendidikan karakter. Tanpa kita sadari fenomena merosotnya akhlak anak jaman now ini sejatinya akibat kurang nya implementasi sebuah pendidikan karakter. 

Pendidikan karakter merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana dalam mendidik dan membangun karakter pribadinya yang bertujuan agar menjadi individu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya. 

Beberapa ahli menuangkan pendapatnya mengenai pengertian pendidikan karakter, seperti yang diutarakan oleh Thomas Lickona bahwa pendidikan karakter adalah usaha yang dilakukan secara sengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti. 

Lain hal nya dengan Elkind yang menempatkan pendidikan karakter tidak hanya sebagai sebuah metode pendidikan yang mampu mempengaruhi karakter siswa namun juga menempatkan sebuah keteladanan dari seorang guru.

Beralih ke pertanyaan kedua kenapa pendidikan karakter harus ditanamkan kepada siswa. Tentu saja hal ini menjadi sebuah pekerjaan yang urgensi bagi seorang pendidik. Pendidik tidak hanya berada di lingkungan sekolah namun pendidik pun berada di lingkungan keluarga dan masyarakat. Di mana tempat awal pembentukan sebuah karakter anak terletak di lingkungan keluarga. 

Peran orangtua sangatlah penting dalam membentuk pondasi karakter anak. Sekolah pertama untuk anak adalah keluarga jadi tanggung jawab mendidik karakter anak tidak hanya pada saat menjadi seorang siswa. 

Pada dasarnya banyak model dan strategi pembelajaran yang terintegrasi dengan pendidikan karakter. Seperti yang kita ketahui bahwa ada 18 jenis pendidikan karakter yang bersumber dari agama, Pancasila dan budaya yaitu kejujuran, sikap toleransi,  disiplin, kerja keras,  kreatif, kemandirian, sikap demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, sikap bersahabat, cinta damai, gemar membaca, perduli terhadap lingkungan, perduli sosial, rasa tanggung jawab, dan religius. 

Dalam mengimplementasikan salah satu jenis pendidikan karakter, Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Kota Serang mencipta sebuah strategi pembelajaran yaitu Pesantren Sabtu Ahad yang disingkat menjadi Petuah. Sebuah pembelajaran yang mengusung tema religi dengan tujuan membentuk karakter siswa menjadi lebih paham akan kewajiban nya sebagai hamba Allah SWT dan tentunya pembelajaran ini menitik beratkan pada keagamaan.

Sesuai dengan nama nya kegiatan tersebut dilakukan setiap hari Sabtu dan Ahad. Di mana pada saat pelaksanaan nya siswa mendapat giliran untuk mondok di Madrasah dan mendapatkan pengetahuan tentang ilmu agama diantaranya yaitu belajar membaca kitab kuning, tahfidz, salat lima waktu dan sholat Sunnah yang dilakukan  berjamaah serta hapalan hadits dan doa. Dengan harapan siswa mampu membentengi diri dari hal-hal yang merusak karakternya dan juga lebih mengedepankan urusan akhirat daripada dunia nya. Dengan bimbingan para pengurus keagamaan di madrasah, siswa di bina dan dibimbing dalam setiap pelaksanaan nya. Dalam hal ini para pengurus keagamaan selalu memberikan nasihat “kejarlah akhirat maka dunia akan mengikutimu”. 

Sebuah petuah yang sangat monohok dan idealis namun sangat bermakna. Seperti diketahui bahwa siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Kota Serang berjumlah lebih dari 1.000 siswa dan di sinilah peran seorang guru yang terlibat langsung dalam pengurus keagamaan bisa menjamin semua siswa mendapatkan hak yang sama dalam mengikuti petuah. Hal ini sangatlah identik dengan pendapat yang diutarakan oleh Elkind bahwa guru tidak hanya memberikan pengaruh terhadap karakter siswa namun juga menjadi seorang suri tauladan bagi mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: