Disway Award

Game Roblox Disorot, Mendikdasmen Minta Anak-Anak Tak Lagi Memainkannya

Game Roblox Disorot, Mendikdasmen Minta Anak-Anak Tak Lagi Memainkannya

Game Roblox -@Azkalfernata-X

INFORADAR.ID - Game Roblox yang tengah digandrungi oleh anak-anak kini mendapatkan perhatian serius dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.

Menteri Abdul Mu’ti menyuarakan keprihatinannya atas dampak negatif yang mungkin ditimbulkan terhadap perkembangan anak usia dini.

Game Roblox merupakan permainan imajinasi yang dikembangkan oleh pengguna.

Permainan ini menjadi populer lantaran keseruan para pemain yang bisa dinikmati secara gratis yang tersedia dalam berbagai bahasa.

Namun dibalik kepopulerannya Abdul Mu'ti Menteri Pendidikan melarangan anak bermain game Roblox.

Hal ini ia sampaikan saat meninjau pelaksanaan pemeriksaan kesehatan gratis di SDN Cideng 2, Jakarta Pusat. Dalam kunjungan tersebut, ia mengingatkan siswa agar tidak terlalu sering bermain ponsel dan menjauhi konten digital yang tidak mendidik.

Menurutnya, game seperti Roblox mengandung banyak unsur kekerasan serta kata-kata kasar yang kurang pantas untuk anak-anak. Oleh karena itu, ia menilai game sejenis sebaiknya tidak dimainkan oleh anak usia sekolah dasar.

“Kalau pakai HP, jangan nonton yang isinya perkelahian atau ucapan buruk,” ucap Mu’ti kepada para siswa. “Kalau kalian tadi main Roblok, lebih baik hentikan karena itu bukan game yang baik.”

Mu’ti juga menegaskan bahwa anak-anak belum memiliki kemampuan kognitif penuh untuk membedakan mana realitas dan mana yang rekayasa digital.

Akibatnya, mereka rentan meniru perilaku buruk yang dilihat dari game maupun tontonan daring.

Ia mendorong orang tua untuk lebih aktif dalam mengawasi penggunaan gawai anak di rumah. Selain itu, pendampingan dan edukasi juga penting agar anak-anak tidak terpapar informasi yang berpotensi merugikan.

Wacana Pemblokiran dan Kekhawatiran Terhadap Konten Digital

Ia menyebut bahwa beberapa konten dalam game digital dapat memicu kecenderungan pada kekerasan jika dikonsumsi tanpa pengawasan.

Abdul Mu’ti menilai perlindungan terhadap anak-anak harus diperkuat untuk mencegah efek jangka panjang dari konten yang bisa mendorong perilaku buruk.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: