Disway Award

Desa Tenganan di Bali Menolak Modernisasi, Simak Lengkapnya!

Desa Tenganan di Bali Menolak Modernisasi, Simak Lengkapnya!

Menolak modernisasi, Desa Tenganan jadi bukti kuatnya warisan budaya Bali-Google Maps-@sudhir kakumanu

BACA JUGA:Puluhan Ribu Warga Pandeglang Tinggal di Rumah Tak Layak, Ini Penjelasan dan Solusinya

Jika ada yang memilih pasangan dari luar, maka ia harus rela kehilangan hak sebagai anggota masyarakat adat. Hal ini menjadi bentuk perlindungan terhadap nilai-nilai lokal dari dampak modernisasi.

Menariknya, meski berakar dari ajaran Hindu, warga Tenganan tidak mengenal sistem kasta seperti masyarakat Bali pada umumnya. Semua orang dianggap setara dan punya peran masing-masing di dalam komunitas.

Upacara adat tetap menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah tradisi mekaré-karé atau perang pandan, yang dilakukan oleh para pemuda, dan digelar tiap tahun sebagai bentuk penghormatan kepada Dewa Indra. Upacara ini dijalankan dengan penuh khidmat dan semangat kebersamaan.

Selain tradisi mekaré-karé atau perang pandan, terdapat tradisi menaiki ayunan yang dilaksanakan seperti tradisi perang pandan, yaitu satu tahun sekali. 

Yang dimana dilakukan oleh gadis-gadis remaja sebagai bagian dari proses pengalihan usia dan penyucian diri

Walau menolak berbagai bentuk modernisasi, bukan berarti desa ini menutup diri sepenuhnya. Wisatawan tetap boleh berkunjung, namun ada batasan-batasan tertentu agar keberadaan orang luar tidak mengganggu tatanan adat yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu.

BACA JUGA:Waspada! Kasus Diare di Lebak Tembus 2.847, Balita Jadi Korban Terbanyak

BACA JUGA:4 Kesalahan yang Membuat Daging Bebek Terasa Keras dan Alot

Keteguhan Desa Tenganan dalam mempertahankan jati dirinya menjadi pelajaran penting di tengah dunia yang serba cepat ini. 

Di saat banyak komunitas kehilangan arah karena mengejar hal baru, desa ini membuktikan bahwa menjaga akar budaya bisa menjadi kekuatan yang tak tergantikan, bahkan di tengah gemerlap Bali modern.

Ditulis oleh Arfa ‘Afiifah mahasiswa magang UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: