Disway Award

Kemiskinan Indonesia Melonjak: Bank Dunia Nyatakan Dua dari Tiga Penduduk Masuk Kategori Miskin Global

Kemiskinan Indonesia Melonjak: Bank Dunia Nyatakan Dua dari Tiga Penduduk Masuk Kategori Miskin Global

Ilustrasi kemiskinan-wal_172619-pixabay.com

Perbedaan tajam ini muncul karena metode penghitungan yang digunakan sangat berbeda.

BPS menggunakan pendekatan kebutuhan dasar, yaitu dengan memperhitungkan jumlah pengeluaran minimum untuk memenuhi asupan gizi serta kebutuhan non-makanan seperti transportasi, pendidikan, dan perumahan. 

Sementara itu, pendekatan Bank Dunia fokus pada perbandingan daya beli yang disesuaikan secara internasional. 

Ini berarti, seseorang bisa dianggap tidak miskin menurut standar nasional, tetapi masih termasuk miskin dalam ukuran global karena pengeluarannya belum cukup untuk memenuhi standar hidup layak dunia.

BACA JUGA:Bank Indonesia Uji Coba QRIS di China dan Arab Saudi: Mudah Bayar Pakai Rupiah Saat Bepergian

BACA JUGA:Jarang Dilirik, 7 Jurusan Kuliah Ini Justru Bisa Jadi Jalan Cepat Menuju Kesuksesan Finansial!

Dampaknya bagi Indonesia

Peningkatan jumlah penduduk miskin versi global tidak secara otomatis menunjukkan bahwa kondisi ekonomi masyarakat memburuk secara tiba-tiba. 

Namun, hal ini menjadi pengingat bahwa standar kehidupan yang layak terus berkembang dan perlu diikuti oleh negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Pemerintah diharapkan tidak hanya fokus pada pengentasan kemiskinan ekstrem, tetapi juga mulai mendorong peningkatan kualitas hidup masyarakat secara menyeluruh. 

Misalnya, dengan memperluas akses terhadap pendidikan, layanan kesehatan yang lebih baik, serta penciptaan lapangan kerja dengan upah layak.

Perubahan standar garis kemiskinan dari Bank Dunia memberikan gambaran baru tentang kondisi sosial ekonomi di Indonesia. 

Meski tidak sepenuhnya mencerminkan data lokal, informasi ini penting sebagai pembanding dalam mengevaluasi pencapaian pembangunan. Dengan meningkatnya kesenjangan antara standar global dan nasional, pemerintah perlu semakin serius memperhatikan strategi peningkatan kesejahteraan rakyat. 

Kemiskinan Indonesia bukan hanya soal angka, tapi juga soal martabat dan masa depan warganya di tengah tuntutan global yang terus berkembang.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: