Deretan Film Remake Indonesia: Menghidupkan Kembali Klasik, Tak Selalu Sesuai Ekspektasi

3. Malam Jumat Kliwon (2023)

Film remake Indonesia selanjutnya hadir dari genre horor. Malam Jumat Kliwon mengadaptasi film Suzzanna yang sempat populer pada 1986. Pada versi terbaru, Luna Maya memerankan tokoh utama dengan arahan Guntur Soeharjanto sebagai sutradara.

Film ini tetap mempertahankan cerita tentang balas dendam akibat ilmu hitam, namun diperkaya dengan visual efek modern agar dapat bersaing di pasar film horor kekinian.

4. Ali Topan (2023)

Kisah Ali Topan juga masuk dalam jajaran film remake Indonesia yang diadaptasi dari Ali Topan Anak Jalanan (1977). Sidharta Tata membawa kembali karakter ikonik ini ke layar lebar, tetap dengan benang merah percintaan antara pemuda jalanan dan gadis kaya.

Lewat pendekatan visual kekinian, film ini mencoba memperkenalkan kembali karakter Ali Topan ke generasi milenial dan Gen Z.

5. Gita Cinta dari SMA (2023)

Judul klasik tahun 1979 ini kembali diadaptasi oleh Monty Tiwa. Cerita cinta remaja Galih dan Ratna tetap menjadi pusat cerita, namun dengan sentuhan kekinian yang menyesuaikan kehidupan anak muda masa kini.

Remake ini sukses menarik perhatian kalangan muda sekaligus membangkitkan nostalgia penonton senior yang merindukan kisah manis Galih dan Ratna.

6. Tersanjung: The Movie (2021)

Berangkat dari sinetron fenomenal era 1990-an, Tersanjung diubah formatnya menjadi film layar lebar. Meski adaptasi ini cukup diminati, namun belum sepenuhnya mampu menyamai popularitas sinetron orisinalnya yang dulu sangat meledak di televisi nasional.

Tren film remake Indonesia membuktikan bahwa karya lama masih memiliki daya tarik tersendiri di hati masyarakat. Keberhasilan remake sangat ditentukan oleh keseimbangan antara menjaga ruh cerita asli dengan menyisipkan inovasi baru yang relevan.

Pengabdi Setan menjadi contoh nyata bagaimana sebuah remake bisa melampaui pendahulunya, sementara beberapa remake lain masih berjuang mengejar ekspektasi penonton yang tinggi.

Sumber: