INFORADAR ID - Kampus sering dianggap hanya sebagai ruang kuliah tempat menuntut ilmu dan mengejar gelar.
Padahal, bagi sebagian mahasiswa, kampus adalah ruang yang lebih luas, tempat menempa diri, membentuk karakter, dan menumbuhkan keberanian menghadapi hidup.
Salah satu mahasiswa yang percaya akan hal itu adalah Khoirul Anwar, mahasiswa Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin (UIN SMH) Banten.
Aktif di berbagai kegiatan kampus, Khoirul telah membuktikan bahwa pengalaman di luar ruang kelas justru menjadi bagian penting dalam membentuk kepribadian dan mental tangguh.
Ia pernah terpilih sebagai Duta Kampus UIN SMH Banten 2023, Ketua Bidang Nalar dan Intelektual FKBM KIP K 2024, finalis COC UIII 2025 dan baru-baru ini ia terpilih sebagai Saija dalam pemilihan Saidja Adinda Kabupaten Lebak yang berlangsung di Hall Latansa Mashiro Rangkasbitung pada Sabtu 2 Agustus 2025.
BACA JUGA:Skill Digital, Investasi Karier yang Menguntungkan di Era Modern
BACA JUGA:Antisipasi Bencana Hidrometeorologi, Polres Pandeglang Kerahkan Ratusan Personel Gabungan
Berbagai pengalaman itu memberinya banyak pelajaran tentang kerja keras, disiplin, dan nilai-nilai kepemimpinan.
“Saya setuju kampus bukan hanya tempat kuliah, tapi tempat menempa diri. Di sana kita bertemu orang-orang dengan latar belakang dan ambisi berbeda. Perbedaan itulah yang mendorong kita berkembang dan menambal kekurangan diri,” ujar Khoirul pada Selasa 4 November 2025.
Menurutnya, masa kuliah menjadi momentum penting bagi mahasiswa untuk menemukan jati diri di usia muda, ketika emosi dan pemikiran sedang bertumbuh.
Ia juga menilai bahwa mahasiswa seharusnya bisa menyeimbangkan antara nilai akademik dan proses pengembangan diri.
“Nilai atau IPK penting karena menunjukkan konsistensi dan ketekunan yang bisa diukur secara objektif. Tapi diri yang berkembang juga penting untuk memperkuat kualitas dan pengalaman yang kita miliki,” jelasnya.
Selama menjalani kehidupan kampus, Khoirul mengaku banyak belajar di luar ruang kelas. Ia menyebut keberanian dan keyakinan diri sebagai pelajaran terbesar yang diperolehnya.
“Saya belajar bahwa semua orang punya hak dan kemampuan meraih mimpi, tapi semua itu harus dibayar dengan peluh dan kerja keras,” katanya.