INFORADAR ID - Gunung Gede Pangrango, salah satu gunung favorit para pendaki di Jawa Barat, resmi ditutup sementara mulai hari ini.
Kebijakan ini menjadi bagian dari rencana besar penerapan Zero Waste Wisata Pendakian Gunung 2025 yang digagas untuk menciptakan sistem pendakian berkelanjutan.
Penutupan tersebut dilakukan oleh Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) sebagai langkah pemulihan ekosistem yang dinilai mulai terganggu akibat meningkatnya jumlah pendaki dan penumpukan sampah di jalur wisata.
Penutupan sementara ini menarik perhatian publik karena dianggap sebagai momentum penting dalam menjaga kelestarian alam Gunung tersebut.
Selain sebagai bentuk perawatan alam Gunung Gede Pangrango, kebijakan ini juga menjadi refleksi terhadap pentingnya manajemen wisata pendakian yang lebih tertib, modern, dan berwawasan lingkungan.
BACA JUGA:Bersiaplah! Pemkot Serang Siapkan Aturan Wajib Rekrut Pekerja Warga Lokal Mulai 2026
BACA JUGA:BSU Oktober 2025 Belum Cair? Ini Penyebab dan Cara Daftarnya
Upaya Pemulihan dan Penataan Tata Kelola Gunung Gede Pangrango
Kepala Balai Besar TNGGP, Arief Mahmud, menegaskan bahwa kebijakan ini bukan semata akibat tumpukan sampah yang viral di media sosial, melainkan sebagai langkah strategis untuk memperbaiki sistem pengelolaan wisata alam secara menyeluruh.
“Langkah ini kami ambil sebagai momentum memperbaiki tata kelola pendakian dan mewujudkan program Zero Waste Wisata Pendakian Gunung 2025,” ujarnya.
Selama masa penutupan, pihak TNGGP akan melaksanakan serangkaian kegiatan seperti pembersihan jalur pendakian, rehabilitasi area sensitif, serta kolaborasi dengan komunitas pecinta alam, akademisi, dan pelaku usaha wisata.
Program ini diharapkan dapat mengembalikan keseimbangan ekosistem sekaligus menciptakan standar pendakian yang lebih bertanggung jawab.
Selain itu, TNGGP juga akan memperbarui sistem perizinan pendakian melalui aplikasi SIAP GEPANG.
Sistem digital ini dibuat untuk meningkatkan pengawasan, memudahkan proses administrasi, serta menyediakan data aktivitas pendaki secara lebih akurat dan transparan.
BACA JUGA:Waduh, Ternyata Utang Kereta Cepat Whoosh Bikin KAI Kewalahan