Fenomena Work From Coffeeshop, Gaya Hidup Produktif Baru

Selasa 23-09-2025,10:25 WIB
Reporter : Babay Kholifah
Editor : Haidaroh

INFORADAR.ID- Semenjak pandemi covid-19, istilah Work From Coffeshop atau WFC menjadi populer hingga saat ini.

Bahkan di Jakarta sendiri terdapat beberapa komunitas WFC, yang anggotanya merupakan pekerja hybrid, remote work, freelance dan lain sebagainya.

Umumnya, work from coffeshop dimulai sejak pagi hari hingga menjelang sore sambil menikmati aneka cemilan dan kopi.

Konsep work from coffeshop ini untuk mencari suasana baru, refleksi kebutuhan dan interaksi sosial di tengah keterbatasan ruang kerja konvensional.

BACA JUGA:Ribuan NIK Penerima Bansos di Lebak Dinonaktifkan, Ini Penjelasan Kemensos

BACA JUGA:Gubernur Banten Kukuhkan 22 Dokter ASN, Dorong Integritas dan Layanan Publik

Work from coffeshop ini dipilih karena lingkungannya yang nyaman, dan berbeda dari kantor yang kebanyakan memiliki lingkungan toxic.

Meski banyak peminatnya, WFC ini memiliki tantangan bagi sebagian orang, banyak yang merasa kesulitan fokus saat bekerja di coffeshop.

Dampak Negatif Work From Coffeshop

Dampak bagi pelaku work from coffeshop adalah terganggunya konsentrasi, lingkungan kafe yang ramai dan berisik akan mengganggu fokus dan sulit konsentrasi pada pekerjaan.

BACA JUGA:Presiden Prabowo Hadiri Sidang Umum PBB, Fokus pada Isu Global

BACA JUGA:31 Calon PPPK Pemprov Banten Gagal Dilantik Usai Seleksi, Apa Penyebabnya?

Resiko work from offeshop juga ada pada masalah teknis seperti adanya kendala pada wifi, sinyal wifi yang tidak stabil mengakibatkan pekerjaan jadi terhambat.

Selain itu, ketergantungan dengan lingkungan coffeshop akan menyebabkan gaya hidup konsumtif, karena harus mengeluarkan biaya untuk membeli makanan dan minuman di coffeshop.

Work from coffeshop tidak hanya berdampak pada individu saja, tetapi juga akan berdampak pada lingkungan coffeshop juga.

Kategori :