INFORADAR.ID - Hujan di bulan September diperkirakan masih akan mengguyur sejumlah daerah di Indonesia, meski sebagian besar wilayah kini berada dalam periode kemarau.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan bahwa curah hujan dapat bervariasi, mulai dari kategori ringan hingga cukup lebat.
Kondisi atmosfer yang tidak stabil, ditambah faktor global dan regional, membuat hujan di bulan September tetap berpotensi muncul.
Karena itu, masyarakat diimbau tetap siaga terhadap kemungkinan cuaca ekstrem.
Situasi ini menegaskan bahwa hujan di bulan September bukanlah hal mustahil di tengah kalender musim kemarau, sehingga kewaspadaan publik menjadi sangat penting.
BACA JUGA:Rekomendasi Situs Legal Nonton Film, Lebih Aman daripada LK21 dan IndoXXI
BACA JUGA:Keren! Rangga dan Cinta Siap Tayang Perdana di Busan International Film Festival 2025
BMKG: Faktor Pemicu Hujan di Musim Kemarau
Dalam sepekan terakhir, BMKG mencatat adanya hujan dengan intensitas tinggi di sejumlah wilayah seperti Bogor, Bitung, dan Banda Neira, dengan curah mencapai lebih dari 160 mm per hari.
Menurut BMKG, fenomena ini dipengaruhi oleh aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO), pergerakan gelombang atmosfer, serta kondisi suhu muka laut yang lebih hangat dari rata-rata normal.
Tak hanya itu, terbentuknya sirkulasi siklonik di Samudra Hindia, perlambatan angin di Papua Tengah, serta kehadiran siklon tropis dan bibit siklon di kawasan perairan sekitar turut memperkuat peluang terjadinya hujan.
BMKG menilai, kombinasi berbagai faktor atmosfer skala global, regional, hingga lokal menyebabkan kondisi udara menjadi lebih labil, sehingga pembentukan awan hujan berlangsung lebih cepat.
Ke depan, BMKG memperkirakan MJO akan semakin aktif dan bergerak mendekati Indonesia.
BACA JUGA:Pelantikan Apindo Cilegon Periode 2025-2028, Tegaskan Komitmen Jaga Investasi
BACA JUGA:Pratama Arhan Berpotensi Mengumpulkan Kekayaan Besar Usai Cerai dari Azizah Salsha
Selain itu, keberadaan gelombang Kelvin, Rossby Ekuator, serta Mixed Rossby Gravity (MRG) di sejumlah daerah turut meningkatkan potensi terbentuknya awan hujan.
Ditambah dengan anomali suhu laut yang lebih hangat serta suplai uap air yang melimpah, peluang turunnya hujan dengan intensitas ringan hingga lebat masih berpotensi terjadi di berbagai wilayah Indonesia menjelang September.