Dedi Mulyadi Murka di Acara Nganjang Ka Warga: Ini Forum Rakyat, Bukan Persikas!

Jumat 30-05-2025,13:23 WIB
Reporter : Babay Kholifah
Editor : Haidaroh

INFORADAR.ID- Suasana hangat dan penuh empati dalam agenda Nganjang Ka Warga di Desa Sukamandijaya, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang, mendadak berubah tegang pada Rabu malam, 28 Mei 2025.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang memimpin kegiatan itu, secara tiba-tiba meluapkan kemarahan kepada sekelompok orang di tengah kerumunan yang membentangkan spanduk dan meneriakkan yel-yel dukungan untuk klub sepak bola lokal, Persikas Subang.

"Hei berhenti kamu, ini bukan forum Persikas, ini forum saya. Siapa kamu, turunkan spanduknya, turunkan!" Ucap Dedi dengan nada tinggi dari atas panggung.

Ia menegaskan bahwa kegiatan tersebut bukanlah tempat untuk unjuk rasa sepak bola, tetapi forum dialog dengan warga.

BACA JUGA:7 Tips Lolos Pendaftaran Kuliah di PTN Favorit, Calon Mahasiswa Baru Wajib Tahu!

BACA JUGA:Perubahan Besar! SPMB Gantikan PPDB di Kota Serang, Domisili Jadi Penentu

Tidak hanya berhenti di situ, Dedi Mulyadi juga menegaskan bahwa itu bukan forum Persikas, melainkan forumnya dengan rakyat, dan meminta mereka untuk tidak merasa jago di tempat itu.

Momen kemarahan Dedi Mulyadi ini dengan cepat menyebar di media sosial, karena acara tersebut disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Humas Jabar. 

Tidak sedikit warganet yang menyaksikan langsung perubahan suasana dari penuh haru menjadi panas hanya dalam hitungan detik.

Pasca viral, Dedi pun memberi penjelasan resmi atas insiden tersebut pada Kamis, 29 Mei 2025. Menurutnya, kejadian itu berlangsung ketika ia tengah berdialog dengan seorang ibu yang hidup dalam kesusahan.

BACA JUGA:Mengenal Tradisi Idul Adha yang Berbeda-beda di Indonesia

BACA JUGA:Kuliah Lewat Jalur Mandiri: Apa yang Perlu Kamu Ketahui? Cari Tahu Lengkapnya di Sini

"Saya malam itu marah karena ada sekelompok orang yang tidak memiliki adab dalam hidupnya. Disaat air mata jatuh karena rasa empati pada derita seorang ibu yang memiliki 4 anak dan membiayai mereka hanya dengan memungut botol bekas, tapi anak-anaknya tumbuh dengan baik," ungkapnya.

Ia juga menjelaskan sang ibu ditinggal oleh suaminya yang menikah lagi dengan perempuan lain. Dalam suasana penuh haru itu, justru muncul kericuhan dari kelompok suporter Persikas.

Dedi juga menyatakan bahwa mereka berteriak yel-yel untuk menyelamatkan Persikas karena klubnya berpindah tempat dan dibeli oleh pihak lain, dan sikap itu dinilai tidak beradab karena menempatkan masalah tidak pada tempatnya.

Kategori :