Saat kita terlalu memaksa cocok dengan orang yang kurang sesuai, kita jadi kehilangan jati diri. Bukannya bahagia, malah ngerasa nggak bebas jadi diri sendiri.
4. Evaluasi Standar, Bukan Menurunkannya
Beda loh, antara evaluasi dengan menyerah. Meninjau ulang kriteria bisa jadi langkah bijak, selama nggak mengorbankan nilai-nilai utama.
5. Realis vs Perfeksionis
Misalnya kamu pengin pasangan yang udah mapan, tapi gimana kalau dia masih dalam proses membangun karier? Atau kamu pengin yang punya minat sama, tapi kalau komunikasinya nyambung dan visinya sejalan, masih penting nggak tuh?
BACA JUGA:Uang Saku Ibadah Haji 2025: Rekomendasi Jumlah Ideal dan Tips Mengelola Pengeluaran
Upgrade Diri Sendiri
Sambil menanti pasangan yang tepat, kenapa nggak fokus memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri? Ketika kita berkembang, kita juga menarik orang dengan energi yang sama.
Jadi, Harus Turunin Standar?
Nggak harus. Yang penting adalah menyadari mana standar yang realistis dan mana yang hanya didasari ekspektasi berlebihan.
Tetap pegang prinsip, tapi jangan takut untuk fleksibel di hal-hal yang bukan esensi.
Jodoh itu soal kesiapan dan kecocokan, bukan soal siapa yang datang paling dulu.