INFORADAR.ID - Titiek Puspa dikenal luas bukan hanya sebagai penyanyi berbakat, tapi juga sebagai tokoh budaya penting di masa kepemimpinan Presiden Soekarno.
Ketika pengaruh musik Barat seperti The Beatles mulai membanjiri dunia, Titiek Puspa tampil sebagai representasi seniman lokal yang dipercaya tampil di berbagai acara resmi negara.
Kini, sepeninggal Titiek Puspa, publik kembali menengok kontribusinya sebagai sosok yang tidak hanya menyanyi, tetapi juga menjadi bagian penting dari narasi kebudayaan Indonesia.
Nama Titiek Puspa terus diingat sebagai figur yang menyeimbangkan panggung seni nasional di masa yang penuh perubahan.
Titiek Puspa-Instagran @titiekpuspa_official-
“Ngak Ngik Ngok”: Respons Soekarno terhadap Budaya Musik Asing
Pada awal 1960-an, arus musik pop dan rock dari Barat terutama The Beatles mulai masuk dan digemari oleh generasi muda Indonesia.
Presiden Soekarno melihat tren ini sebagai ancaman terhadap kepribadian nasional, dan menyebutnya secara sarkastik sebagai “musik Ngak Ngik Ngok” istilah untuk musik yang dinilainya tidak sejalan dengan karakter bangsa.
BACA JUGA:Titiek Puspa Meninggal Dunia, Sosok Legendari yang Menyaksikan Semua Presiden RI
BACA JUGA:Titiek Puspa, Penyanyi Legendaris Indonesia Tutup Usia
Kritik ini merupakan bagian dari Revolusi Kebudayaan Soekarno yang bertujuan memperkuat jati diri Indonesia di tengah pengaruh budaya asing.
Dalam jurnal akademik yang terbit di CORE, disebutkan bahwa larangan musik Barat dilatarbelakangi kekhawatiran terhadap dominasi budaya negara-negara kapitalis yang berpotensi merusak semangat kebangsaan.
Salah satu dampaknya terlihat dari penahanan grup Koes Bersaudara pada tahun 1965 karena memainkan lagu-lagu beraliran rock yang dilarang beredar secara terbuka pada masa itu.
Titiek Puspa: Wajah Kesenian Indonesia