Saat pasangan sedang marah, usahakan untuk tetap tenang, jangan terpancing untuk membalas dengan nada tinggi karena hal ini hanya akan memperburuk situasi. Tarik napas dalam-dalam dan fokuslah untuk menjaga suasana tetap terkendali.
BACA JUGA:4 Tips untuk Pekerja WFH agar Pekerjaan Selesai Tepat Waktu saat Bulan Ramadan
BACA JUGA:Terjebak di Zona Nyaman, Ini 4 Kesalahan Gen Z dalam Mengejar Karier
3. Pilih Waktu yang Tepat untuk Bicara
Hindari berdiskusi saat pasangan sedang dalam puncak emosinya, tunggu hingga mereka lebih tenang lalu sampaikan perasaan dan pendapat Anda dengan cara yang lembut dan tidak menyudutkan.
4. Gunakan Pendekatan Komunikasi yang Efektif
Gunakan kata-kata yang tidak menuduh, seperti “Aku merasa tidak nyaman ketika…” daripada “Kamu selalu…”. Hal ini membantu pasangan untuk tidak merasa diserang dan lebih terbuka dalam berdiskusi.
5. Berikan Dukungan Emosional
Terkadang, orang yang temperamen sebenarnya membutuhkan dukungan emosional dan merasa didengarkan. Berikan pelukan, kata-kata yang menenangkan, atau sekadar menjadi pendengar yang baik.
6. Ajak untuk Mengelola Emosi dengan Sehat
Bantu pasangan menemukan cara sehat dalam mengelola emosi, seperti dengan berolahraga, meditasi, atau menjalani hobi yang mereka sukai, Anda bisa mengajaknya untuk mengikuti kelas manajemen emosi atau terapi jika diperlukan.
7. Berikan Batasan yang Jelas
Meskipun bersabar adalah kunci, namun tetap penting untuk memberikan batasan yang jelas, sampaikan dengan tegas namun lembut bahwa perilaku temperamen yang menyakiti perasaan atau melukai fisik tidak dapat ditoleransi.
8. Cari Bantuan Profesional Jika Diperlukan
Jika situasinya sudah tidak terkendali dan mempengaruhi kesehatan mental atau fisik Anda, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional seperti konselor pernikahan atau psikolog.
Menghadapi pasangan yang temperamen memang tidak mudah, namun dengan kesabaran, komunikasi yang efektif, dan pemahaman yang mendalam, konflik dapat dikelola dengan lebih baik.