Yang paling mengejutkan adalah respons dari Kapolri yang justru mengajak Sukatani menjadi duta Polri.
BACA JUGA:Liverpool vs Newcastle United: Duel Panas Perebutan Poin dan Ambisi Besar, Ini Jadwalnya!
BACA JUGA:Identik dengan Gen Z, Yuk Kenali Ciri-Ciri Unik Ini
Tawaran ini dinilai sebagai langkah strategis untuk membangun komunikasi yang lebih baik antara masyarakat dan institusi kepolisian.
"Kami butuh suara-suara kritis untuk memperbaiki diri, jika mereka bersedia, kami akan ajak mereka berdiskusi dan bekerja sama," ujar Kapolri dalam pernyataannya.
Tawaran ini tentu memicu reaksi beragam, ada yang mengapresiasi keterbukaan Polri namun ada pula yang mempertanyakan apakah langkah ini akan mengurangi ketajaman kritik dari Sukatani.
Di sisi lain, Divisi Propam Polri saat ini sedang mendalami dugaan intimidasi yang dilakukan oleh oknum kepolisian terhadap personel Sukatani.
Hingga kini, enam personel Direktorat Reserse Siber Polda Jawa Tengah telah diperiksa terkait kasus ini.
Langkah ini menunjukkan keseriusan Polri dalam merespons kritik sekaligus menjaga kredibilitas institusi.
Namun hingga kini belum ada kepastian apakah Sukatani akan menerima tawaran untuk menjadi duta Polri.
Pilihan ini tentu bukan hal yang mudah, di satu sisi, mereka dapat menjadi jembatan antara masyarakat dan Polri namun di sisi lain, mereka harus menjaga idealisme sebagai band punk yang kritis.
Kasus ini menunjukkan bahwa musik bukan sekadar hiburan, melainkan juga media kritik sosial yang kuat.
Melalui lagu mereka, Sukatani telah membuka dialog publik tentang integritas dan transparansi dalam institusi publik.
Terlepas dari apakah mereka menerima tawaran ini atau tidak, satu hal yang pasti yaitu Sukatani telah berhasil menyuarakan keresahan masyarakat dengan cara yang berani dan penuh makna.
Akankah mereka menjadi duta perubahan atau tetap menjadi suara perlawanan? Mari kita tunggu langkah selanjutnya dari Sukatani.
Ditulis oleh Nurdiansyah Mahasiswa Magang Universitas Mathla'ul Anwar Banten.