INFORADAR.ID- Shoji Morimoto, seorang pria asal Jepang, telah mencuri perhatian publik dengan pekerjaan uniknya yang dikenal sebagai 'Do-Nothing Man'.
Dalam dunia yang sering kali menekankan produktivitas dan kerja keras, Morimoto berhasil membuktikan bahwa terkadang, tidak melakukan apa-apa pun bisa mendatangkan keuntungan yang signifikan.
Dalam setahun, ia berhasil mengumpulkan sekitar Rp 1,3 miliar hanya dengan menerima permintaan layanan yang tidak memerlukan banyak usaha.
Kisahnya menjadi inspirasi bagi banyak orang, menunjukkan bahwa ada banyak cara untuk mencari nafkah di luar norma-norma tradisional.
Morimoto memulai kariernya yang tidak biasa ini setelah dipecat dari pekerjaan kantornya pada tahun 2018.
BACA JUGA:Viral di Media Sosial, Ini Cara Membuat Video AI Kungfu Hailuo: Ikuti Langkah-Langkahnya di Sini
BACA JUGA:Tren Hubungan 2025: Dari Situationship Hingga Komitmen Sejati
Pengalaman pahit tersebut justru menjadi titik balik dalam hidupnya. Alih-alih merasa putus asa.
Ia memutuskan untuk menciptakan pekerjaan yang tidak biasa ini sebagai respons terhadap kritik yang sering ia terima terkait kurangnya inisiatif.
Dengan semangat untuk menemukan makna baru dalam hidupnya, Morimoto mulai menawarkan layanan menemani orang dalam berbagai situasi.
Sering kali tampak sepele namun memiliki dampak yang besar bagi kliennya. Layanan yang ditawarkan Morimoto sangat beragam.
Ia sering kali diminta untuk menemani orang-orang dalam momen-momen penting, seperti menunggu pelari maraton di garis finish, mengganti teman yang tidak bisa menghadiri konser, atau bahkan melakukan panggilan video untuk menghibur klien yang merasa bosan.
Dalam setahun, Morimoto berhasil menerima sekitar 1.000 permintaan, dengan tarif yang bervariasi antara 10.000 hingga 30.000 yen per sesi.
BACA JUGA:Dampak Menjalin Hubungan dengan Mengikuti Standar TikTok
BACA JUGA:Viral Tren Living Together di Kalangan Gen Z, Mengapa Mereka Memilih Tinggal Bersama Sebelum Menikah
Dengan total penghasilan sekitar 80.000 dolar AS, setara dengan Rp 1,3 miliar, Morimoto menunjukkan bahwa ada pasar untuk layanan yang tidak konvensional ini.
Sejak akhir 2024, Morimoto mulai menerapkan model pembayaran sukarela, yang memungkinkan klien untuk membayar sesuai dengan kepuasan mereka terhadap layanan yang diberikan.
Meskipun ia tidak yakin akan keberlanjutan model ini, Morimoto menekankan bahwa pekerjaannya lebih dari sekadar mencari nafkah; ia menjalani hidup dan menikmatinya.
Ia percaya bahwa setiap pengalaman yang didapat dari pekerjaannya adalah berharga, dan ia merasa senang bisa menjadi bagian dari momen-momen penting dalam hidup orang lain. Namun, tidak semua permintaan yang diterimanya dapat ia penuhi.
Morimoto dengan tegas menolak beberapa permintaan, termasuk layanan yang bersifat seksual, karena ia sudah menikah dan memiliki anak.
Ia juga menolak untuk menghadiri konser pop, mengingat ketidaktahuannya tentang musik tersebut.
Keputusan-keputusan ini menunjukkan integritas dan prinsip yang dipegangnya, meskipun ia berada dalam posisi yang tidak biasa.
Morimoto mendeskripsikan dirinya sebagai seorang introvert, yang membuat pekerjaan menemani orang lain sangat sesuai dengan kepribadiannya.
BACA JUGA:Anak Muda, Syariah, dan Bumi: Love Triangle yang Bikin Auto Healing
BACA JUGA:Mengenal Makna Tersembunyi Dibalik Ungkapan Break a Leg
Ia merasa nyaman dalam perannya yang tidak menonjol, dan ia menikmati interaksi yang terjadi dalam konteks yang tidak mengharuskannya untuk tampil.
Meskipun terkadang ia harus menghadapi situasi yang menantang, Morimoto menganggap setiap pengalaman sebagai kesempatan untuk belajar dan tumbuh.
Kisah Shoji Morimoto adalah contoh nyata bahwa ada banyak cara untuk menjalani hidup dan mencari nafkah.
Dalam dunia yang sering kali terjebak dalam rutinitas dan tekanan untuk selalu produktif, Morimoto mengingatkan kita bahwa terkadang, tidak melakukan apa-apa pun bisa menjadi pilihan yang valid dan menguntungkan.
Dengan pendekatan yang unik dan filosofi hidup yang sederhana, ia telah berhasil menciptakan ruang bagi dirinya sendiri di dunia yang penuh dengan harapan dan kemungkinan.