Kasus Bunuh Diri Mahasiswa, Banyak Anak Muda Rentan Mengakhiri Hidupnya

Jumat 15-11-2024,12:46 WIB
Reporter : Billgheza Alshakira Bunga
Editor : Haidaroh

INDORADAR.ID- Kasus bunuh diri yang dialami mahasiswa terus berulang. Kepedulian perguruan tinggi untuk mencegah bunuh diri mahasiswa masih dianggap lemah. Selain itu, dukungan keluarga dan orang terdekat juga dibutuhkan.

Terlebih lagi bagi kebanyakan orang, menjadi mahasiswa adalah periode pertama dalam hidup mereka yang mereka harus jauh dari orang-orang dan lingkungan yang familiar bagi mereka sehingga perubahan tersebut lebih terasa yang membuat hidup terasa lebih berat.

Beberapa masalah yang dihadapi oleh mahasiswa yang dapat mengakibatkan stres tinggi hingga berpikir untuk bunuh diri, di antaranya keuangan, masalah dengan dosen, hubungan akademis, permasalahan dengan teman, masalah percintaan, dan gangguan kesehatan.         

Keterampilan hidup dan pengaturan emosi yang tidak masuk dalam kurikulum sejak dini membuat anak-anak muda sekarang ini memiliki risiko mengakhiri hidup.

BACA JUGA:Anak Malas Belajar? 5 Cara Tingkatkan Semangat Belajar Ini Bisa Bunda Milenial Terapkan di Rumah

BACA JUGA:Tips Cerdas Memilih Day Cream untuk Kulit Sehat dan Terlindungi

Padahal, pengaturan emosi berkaitan dengan kemampuan seseorang mengelola dan menanggapi pengalaman emosional secara efektif.

Mengapa anak-anak muda rentan depresi?

Dikutip dari Kompas.id, anak usia 18-25 tahun memiliki kerentanan lebih tinggi untuk melakukan bunuh diri, hal ini dikarenakan adanya perubahan dari kehidupan remaja menjadi kehidupan dewasa, adanya perubahan dalam bentuk fisik, tanggungjawab, dan sosial mungkin menimbulkan tekanan yang berat bagi mereka.

Adanya ekspektasi yang tinggi terhadap hidup yang ideal yang mereka lihat di sosial media juga mungkin menjadi faktor yang membuat mereka merasa tertinggal. 

Tekanan yang para mahasiswa hadapi jika tidak bisa diuraikan ke dalam komunikasi yang sehat baik dengan orang tua, teman sejawat ataupun orang lain akan menimbulkan depresi. Depresi pada tingkat lanjut mampu menimbulkan keinginan untuk bunuh diri.

BACA JUGA:Yuk, Laporkan Judi Online! Komdigi Sediakan Berbagai Saluran Aduan Judol

BACA JUGA:5 Tips Jitu Memilih Jeruk Manis dan Segar untuk Kamu Konsumsi

Adapun beberapa jenis-jenis gangguan Kesehatan mental pada remaja, seperti gangguan makan, gangguan perilaku, psikosis, gangguan emosi, gangguan beresiko tinggi, menyakiti diri dan bunuh diri. Gangguan Kesehatan mental pada remaja sangat memerlukan perhatian khusus.

Mahasiswa berada pada batasan remaja akhir dan dewasa awal, di mana masa ini merupakan masa kondisi mental yang tidak stabil, diiringi dengan konflik dan tuntutan serta perubahan suasana hati.

Kategori :