Pada tahun 2001, izin konsorsium untuk membangun tol dicabut oleh pemerintah.
BACA JUGA:Daftar Pemilik Jalan Tol di Indonesia, Nomor 2 Pasti Pada Hafal
Baru pada tahun 2003, proyek pembangunan Tol Cipularang dilanjutkan di bawah pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri, sebagai bagian dari persiapan untuk menyambut Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Afrika.
Pembangunan tol ini pun menjadi hasil kerja sama antara Jasa Marga dan Pemerintah Jawa Barat, yang dibagi menjadi dua tahap.
Tahap pertama sepanjang 17 kilometer dimulai pada tahun 2002 dan selesai pada Januari 2004, dengan biaya sebesar Rp 745 miliar.
Tahap kedua sepanjang 41 kilometer selesai pada tahun 2005, dengan total biaya mencapai Rp 3,9 triliun. Dengan panjang total 54 kilometer, tol ini sempat menjadi tol terpanjang di Indonesia saat itu.
Pada 12 Juli 2005, Tol Cipularang resmi dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersamaan dengan peresmian Jalan Layang Pasupati.
BACA JUGA:Jalan Tol Indonesia Terpanjang Se-Asia Tenggara, Berikut Rinciannya
Area Rawan Kecelakaan di Tol Cipularang
Tol Cipularang-journeyalist.id-instagram.com
Melansir berbagai sumber, Tol Cipularang, terutama di Kilometer 90-100, dikenal sebagai area rawan kecelakaan yang perlu diwaspadai oleh para pengendara.
Banyak pengemudi yang kehilangan nyawa di jalur ini sejak tol tersebut dioperasikan pada tahun 2005.
Dan yang terbaru adalah kecelakaan beruntun yang mengakibatkan banyak korban pada 11 November 2024.
Polisi telah melakukan penelitian mengenai penyebab tingginya angka kecelakaan di wilayah ini, dan beberapa faktor yang ditemukan meliputi kondisi kontur jalan yang berbukit, banyaknya tikungan, serta truk yang sering membawa muatan melebihi kapasitas.
Kilometer 90 hingga 94 merupakan salah satu titik paling berbahaya, dengan kontur jalan yang menanjak, menurun, serta berbelok.
Hal ini menyebabkan para pengemudi perlu berhati-hati, menjaga jarak dengan kendaraan di sekitarnya, dan memastikan kondisi rem kendaraan dalam keadaan baik.